Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Demokrasi yang Terluka

16 Juli 2020   19:23 Diperbarui: 16 Juli 2020   19:22 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain mengintimidasi warga tak jarang antara mereka dan kades sering adu psik, opini dan gagagsan mengenai siapa yang layak memimpin daerah apalagi memasuki momentum politik. Maka bisa dipastikan, jika kades kalah? tentu saja gagasan tentang tidak laancarnya bantuan hingga pemecatan. Sesuatu yang miris..

Masyarakat yang Hidup dalam tekanan

Masyarakat desa terutama yang terpencil dan kepuluan selalu menerima propoganda dari para tim-tim sukses maupun orang yang berkepentingan. Ketakutan lebih sering menghantui dalam setiap pemilihan. 

Ketakutan warga karena lebih takut anak-anak mereka yang PNS atau honorer terdepak atau ada sanak family yang takut tak mendapat jatah bahkan alasan-alasan seperti tak jadi prioritas pembangunan di desa begitu menggema. 

Perlu di ketahui bahwa, anggapan masyarakat kebanyakan proyek yang hadir karena orang-orang yang mereka pilih dan menduduki jabatan elit di birokrasi. Jika tak memilih kandidat ini, biasanya petahana maka dipastikan tak memperoleh bantuan. 

Berbagai proses intimidasi ibarat benang merah yang tak bisa diselesaikan. Edukasi politik memegang perananan penting akan tetapi politik struktural yang di tunjukan justru dapat menghambat demokrasi itu sendiri.

Masih banyak yang ingin penulis kisahkan dari cerita-cerita tentang cerita-cerita ini. Namun apa daya, semakin di ketik, semakin sakit hati. ****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun