Ah, Teman, bukan aku menyama ratakanmu dengan hujan
Bukan pula menjadikanmu limbah kerisauan hati kami
Â
Aku tahu, Teman, ekor matamu menyapu setiap sisi kenyataan
Dapat Kutangkap, Ku-eja, bahasa dan nilai yang tampak digaris wajahmu
Jangan sungkan, Teman, air maramu jauh lebih subur dibanding hujan
Â
Puisimu tahun lalu masih Kusimpan
Putriku menyukainya, walau sepertinya ia bingung
Tapi aku masih percaya, Teman, ketidak berdayaan adalah anak tangga dari perubahan
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!