Mohon tunggu...
Reza Aditya Warman
Reza Aditya Warman Mohon Tunggu... -

Santai membaca, santai menikmati aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

#1-Ngopi

25 Juni 2018   00:14 Diperbarui: 25 Juni 2018   00:12 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Batin Aco tersentuh, ia tidak pernah memikirkan sejauh itu.

"Begitumi juga dengan ibadah, Aco"

Saat Puang Puji menyangkutpautkan pembicaraan tadi dengan ibadah, Aco mulai paham. Ia mengangguk-angguk malu.

"Kita selalu sibuk menyelesaikan yang wajib, tapi pas yang tidak wajib, lebih sibukki dengan dunia. Itu lagi kita lakukan yang wajib karena takut masuk neraka, tidak taumi kalo tidak takutki neraka, masih adaji kah yang mau menyembah"

Puang Puji mengadah, melihat langit-langit teras rumah.

"Terlalu pelitki luangkan waktu untuk ngopi sama Puang Ta'ala. Padahal ndadaji ruginya"

Aco tertunduk malu, kebenaran ucapan Puang Puji menampar batin Aco.

"Tidak adaji artinya itu julukan Puang di mata-Nya, nak. Makanya bahas beginian buat saya tidak lebih baikja dari cucuku"

Aco tidak tahan dengan dirinya, terlalu malu di hadapan neneknya itu. Ia langsung bersimpuh menyalami neneknya.

"Maluka, Puang. Maluka. Selama ini selaluka lupa, tidak pantaska kurasa duduk di kursi, Puang"

"Sudahmi, nak. Sudah, sama-sama mi kita perbaiki diri, saya juga malu bicara seperti itu sama kau, tidak lebih baik ka dari kau, nak"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun