Mohon tunggu...
Ofana Tri Wibowo
Ofana Tri Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - Baru

Nama Ofana Tri Wibowo lahir di Wonogiri, 23 Oktober 2002.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Anggrek Hitam, Tanaman Endemik Kalimantan Timur

10 November 2024   20:02 Diperbarui: 10 November 2024   20:26 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Anggrek Hitam: Tanaman Endemik Kalimantan Timur

Anggrek Hitam, atau dalam nama ilmiahnya Coelogyne pandurata, merupakan salah satu anggrek endemik yang hanya ditemukan secara alami di wilayah hutan hujan tropis Kalimantan. Tumbuhan ini tumbuh epifit di atas pohon-pohon di hutan, menjadikannya bagian penting dari ekosistem hutan hujan yang kaya dan beragam (Hartati et al., 2019). Namun, seiring berkurangnya luas hutan akibat deforestasi dan meningkatnya perburuan liar untuk dijual kepada penggemar anggrek, populasi anggrek hitam semakin terancam. Keindahan dan kelangkaannya menjadi daya tarik bagi kolektor, yang berpotensi menyebabkan eksploitasi berlebihan dan mempercepat laju kepunahannya.

Indonesia adalah negara dengan salah satu hutan tropis terbesar di dunia dan memiliki keanekaragaman spesies anggrek yang sangat luas. Terdapat sekitar 30.000 spesies anggrek di dunia, dengan sekitar 5.000 di antaranya berasal dari Indonesia (Irawati, 2002). Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) menjadi salah satu simbol keanekaragaman hayati Indonesia, terutama dari Kalimantan Timur, walaupun anggrek ini juga dapat ditemukan di beberapa wilayah lain seperti Papua dan Sumatra (Adi et al., 2014).

Ciri Khas Morfologi Anggrek Hitam

Secara taksonomi, anggrek hitam termasuk dalam Divisi Magnoliophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Liliopsida, Subkelas Lilidae, Ordo Orchidales, Family Orchidaceae, Genus Coelogyne, dan Spesies Coelogyne pandurata. Anggrek ini dikenal dengan ciri khas labellum atau lidah berwarna hitam pada bagian dalam dan kelopak bunga hijau cerah berbentuk lanset. Tangkai anggrek ini berupa umbi semu yang pipih, panjang sekitar 10-15 cm, yang berfungsi sebagai penyimpan air dan cadangan nutrisi. Mahkota bunga tersusun dalam rangkaian tandan sepanjang 15-20 cm, masing-masing tandan berisi sekitar 14 kuntum bunga. Anggrek ini memiliki pertumbuhan simpodial dan membentuk rumpun, di mana setiap rumpun terhubung melalui akar tinggal (rhizome), sehingga memungkinkannya bertahan dalam kondisi lingkungan yang kering.

Tanaman anggrek merupakan jenis tanaman hias yang memiliki bentuk danwarna yang menarik sehingga banyak diminati. Anggrek hitam(Coelogyne pandurata Lindl.) merupakan anggrek alam endemik kalimantan timur.Anggrek ini tersebar tidak hanya di Kalimantan, namun hingga ke Papua danSumatra. Spesies anggrek endemik Kalimantan ini memiliki ciri khas berupa bentuklidah (labellum) yang berwarna hitam pada bagian dalam dan kelopak bunga berwarna hijau cerah. Warna hitam pada lidah bunga anggrek inilah yang menyebabkan tanaman anggrek ini disebut sebagai anggrek hitam. Dengan bentuk bunga yang unik menyebabkan anggrek ini diekploitasi. Kegiataneksploitasi anggrek hitam dari alam akan berdampak pada kepunahan apabila tidakdilakukan usaha pelestarian. Selain itu anggrek hitam termasuk dalam anggrek yangdilindungi oleh pemerintah yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 7 Tahun 1999 yang dikeluarkan pada tanggal 27 Januari 1999 (Sihotang, 2022).

Manfaat Anggrek Hitam

Anggrek hitam ternyata merupakan obat herbal yang telah dijadikansebagai obat berabad-abad yang lalu. Anggrek hitam sejak dari dulu digunakanmasyarakat sebagai obat untuk menghentikan pendarahan rahim, menghentikanpendarahan internal di dlm perut atau tukak lambung, penyembuhan penyakitmusim dingin, Anti-diare, dan mengobati disetri. Selain itu, di Inggris, AnggrekHitam digunakan sebagai obat tuberkulosis & membantu mempercepatpemulihan & vesiculation paru serta obat untuk sakit maag & TBC usus. Sungguhherbal yang sangat luar biasa. Selain itu, anggrek hitam biasanya dijadikan sebagaibunga hias yang dapat membuat rumah semakin indah dilihat. Harganya jugarelatif mahal (Kusuma, 2019).

Pertumbuhan Anggrek Hitam

Anggrek hitam berbunga pada akhir tahun, antara bulan Oktober sampaiDesember. Ketika musim bunga, bunga ini dapat ditemui di hutan.Proses regenerasi anggrek hitam berasal dari tunas yang baru muncul daritanaman sebelumnya. Tunas baru ini akan tumbuh dengan ukuran yang lebihbesar dan terlihat menggelembung pada bagian batang. Penggelembunganbatang yang ini sering disebut umbi semu.Umbi semu berfungsi sebagai tempat penyimpanan air dan cadanganmakanan. Batang anggrek membentuk umbi semu ini berbentuk bundar panjangdan pipih dengan panjang sekitar 10-15 cm. Tanaman anggrek hitam ini memilikibentuk dan warna yang sangat menawan.Memiliki kelopak bunga berwarna hijau pupus dengan lidah bungaberwarna hitam dan sedikit garis-garis berwarna hijau dan berbulu. Warna hitampada bagian lidah bunga ini merupakan pembawaan sifat hitam yang sangatlangka.Sehingga dapat menjadi sumber pembawa sifat warna hitam yangdibutuhkan oleh para ahli pemuliaan tanaman untuk menciptakan persilanganbaru dengan hasil yang memiliki corak warna bunga yang lebih menarik. Anggrekhitam ini memiliki daun berbentuk jorong dengan panjang sekitar 7 cm dan lebarsekitar 2-3 cm (Kusuma, 2019).

Perbedaan Anggrek Hitam Kalimantan dan Papua

Sekilas kedua bunga ini memang tampak mirip, tapi terlihat perbedaanyang mencolok dari kedua kelopaknya. Anggrek hitam Kalimantan memiliki corakberwarna hijau. Beda halnya dengan anggrek hitam Papua, bunga ini memilikiwarna yang lebih elegan dan terkesan lebih berani. Pada alam liar, anggrek hitamKalimantan biasa hidup di pepohonan tua yang berada di sekitar pantai ataurawa, dengan durasi mekar selama 5 sampai 6 hari.Berbeda dengan anggrek hitam Papua, tanaman yang dijuluki sebagai Flame of Irian ini memang tumbuh pada dataran rendah yang bersuhu sekitar 30-35derajat Celsius dan memiliki masa mekar 3-5 kali dalam satu bulan. Bunga eksotikini bisa tumbuh hingga mencapai 40-60 cm dan tumbuh merambat di pepohonanyang bisa mencapai 5 meter tingginya. Selain itu, bunga anggrek hitam Kalimantan memiliki aroma yang sama seperti bunga anggrek pada umumnya,sedangkan untuk bunga anggrek hitam Papua memiliki bau yang lebih semerbakdan memiliki bau khas unik yang hanya dimiliki anggrek hitam Papua ini (Kusuma, 2019).

Syarat Tumbuh Anggrek Hitam

Anggrek Hitam tergolong anggrek epifit karena hidup menumpang pada inang(batang pohon). Umumnya tanaman ini dapat dijumpai pada pohon-pohon dekatsungai di hutan primer yang memiliki kelembaban yang relatif tinggi. Kelembaban nisbi (RH) yang paling baik untuk tanaman ini berkisar 60%-85%. Daerah tumbuh yang optimal untuk tanaman ini bisa di dataran rendah maupun daerah denganketinggian 1.000-1.500 meter di atas permukaan laut.

Anggrek Hitam adalah jenis anggrek yang hanya bisa ditemui di beberapa daerahdi Kalimantan. Sebarannya meliputi Kalimantan, Semenanjung Malaya dan Sumatra.Habitat alami dari tanaman ini semakin menipis akibat berkurangnya hutan di Kalimantan. Namun, tanaman ini masih bisa dijumpai di kawasan Cagar Alam KersikLuway, Kalimantan Timur. Umumnya, bunga ini tumbuh di batang kayu pohon, tapiada beberapa juga yang tumbuh di batang kayu yang rebah di tanah. Pada bulanOktober sampai Desember atau musim berbunga, ratusan Anggrek Hitam di cagaralam ini akan mekar dan dapat dinikmati keindahannya (Sihotang, 2022).

Persebaran Anggrek Hitam di Kalimantan

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) merupakan spesies endemik yang tersebar luas di hutan-hutan primer Kalimantan dan daerah sekitarnya dengan kondisi yang sangat spesifik: kelembapan tinggi, intensitas cahaya rendah hingga sedang, dan suhu yang relatif stabil. Di habitat alaminya, anggrek ini tumbuh di daerah yang berada di ketinggian 200-500 meter di atas permukaan laut, khususnya pada pohon-pohon hutan tropis basah yang menyediakan keteduhan dan kelembapan optimal untuk menunjang pertumbuhan anggrek inidaan anggrek hitam sangat bergantung pada ekosistem hutan hujan tropis yang lebat, di mana kondisi mikroklimat mendukung kebutuhan spesifiknya. Namun, aktivitas manusia seperti pembukaan lahan untuk perkebunan dan pemukiman telah menyebabkan fragmentasi hutan, yang secara signifikan membatasi persebaran spesies ini. Selain itu, kebakaran hutan, baik yang terjadi secara alami maupun karena ulah manusia, mengurangi jumlah habitat yang cocok untuk anggrek hitam.

Karakteristik Iklim Yang Unik Di Wilayah Hidup Anggrek Hitam

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) hidup di daerah pegunungan yang lembab dan sejuk. Anggrek hitam merupakan flora endemik langka Indonesia yang hanya bisa ditemukan di Kalimantan Timur dan Papua (https://dlh.kalselprov.go.id/web/coelogyne-pandurata/#:~:text=Anggrek%20hitam%20berasal%20dari%20Asia,lembab%20dengan%20suhu%20yang%20sejuk).

Karakteristik iklim yang mendukung hidup anggrek hitam sangat terkait dengan distribusi curah hujan yang cukup tinggi dan terdistribusi merata sepanjang tahun. Curah hujan yang konsisten ini sangat penting untuk memastikan kelembapan tanah dan udara yang diperlukan bagi pertumbuhan anggrek, mengingat tanaman ini sangat rentan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, anggrek hitam hanya dapat tumbuh dengan optimal di wilayah yang memiliki musim hujan yang panjang dan tidak ada periode kekeringan yang signifikan.

Selain itu, iklim yang sejuk dan lembap ini juga menciptakan kondisi yang ideal bagi anggrek hitam untuk bertahan hidup. Tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon besar dalam ekosistem hutan hujan tropis yang rimbun, yang melindunginya dari paparan sinar matahari langsung yang dapat mengeringkan tanaman. Tanah yang kaya bahan organik di sekitar akar juga membantu menjaga kelembapan dan menyediakan nutrisi yang diperlukan anggrek hitam.

Namun, perubahan iklim yang semakin tidak terduga, seperti peningkatan suhu rata-rata dan perubahan pola curah hujan, dapat mengancam keberlangsungan hidup anggrek hitam. Misalnya, jika musim kemarau menjadi lebih panjang dan curah hujan semakin tidak menentu, tanaman ini akan kesulitan mempertahankan kelembapan yang diperlukan untuk bertahan hidup. Di samping itu, perusakan habitat alami akibat deforestasi untuk pertanian dan pengembangan lahan juga semakin mempersempit area persebaran anggrek hitam.

Dengan begitu, anggrek hitam bukan hanya bergantung pada faktor-faktor alam seperti suhu dan curah hujan yang stabil, tetapi juga pada keseimbangan ekosistem yang dapat terancam oleh faktor eksternal seperti perubahan iklim dan aktivitas manusia. Oleh karena itu, perlindungan terhadap kawasan hutan yang menjadi habitat anggrek hitam sangat penting untuk menjaga kelestariannya di alam.

Pengaruh Iklim terhadap Kelangsungan Hidup Anggrek Hitam

Komponen iklim yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi tempratur udara(oC), kelembaban udara(%), intensitas cahaya(W/m2) dan curah hujan(mm). Penelitian yang dilakukan oleh Dadang Heksaputra dkk tahun 2013 ini menggunakan metode teorema bayes yang dapat melakukan klasifikasi data didasarkan pada nilai kemungkinan (probabilitas) sehingga dapat menentukan baik buruk pertumbuhan tanaman pada keadaan iklim tertentu (Heksaputra, et.al 2013).

Iklim tropis yang lembap di Kalimantan memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup anggrek hitam. Tanaman ini memerlukan kelembapan yang stabil sepanjang tahun karena siklus hidupnya sangat tergantung pada pasokan air yang konsisten, terutama pada fase kritis seperti perkecambahan, pembungaan, dan pemanjangan akar. Menurut penelitian, penurunan kelembapan udara atau perpanjangan musim kering sebagai akibat perubahan iklim dapat menghambat fase-fase penting ini, mengurangi kemampuan anggrek hitam untuk berkembang biak dan bertahan dalam jangka panjang.

Perubahan iklim globalningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan dapat memperburuk tekanan lingkungan bagi anggrek hitam. Sebagai contoh, suhu yang meningkat dapat menyebabkan tanaman ini kekurangan air lebih cepat karena peningkatan penguapan, sedangkan pola curah hujan yang tidak teratur dapat menyebabkan ketersediaan air menjadi tidak stabil. Kekeringan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan tanaman ini untuk menyimpan air di umbi semunya, sehingga risiko kematian akibat dehidrasi meningkat jika tanaman ini tidak mendapatkan kelembapan yang cukup.

Perubahan iklim memiliki dampak yang mendalam terhadap ekosistem hutan hujan tropis, yang menjadi habitat bagi anggrek hitam (Coelogyne pandurata). Spesies ini sangat peka terhadap perubahan suhu, curah hujan, kelembapan, dan pola musim, karena sangat bergantung pada lingkungan yang stabil dan lembap untuk dapat tumbuh dan bereproduksi. Beberapa aspek perubahan iklim yang memengaruhi kelangsungan hidup anggrek hitam adalah sebagai berikut:

Suhu

Peningkatan suhu global menimbulkan risiko besar bagi anggrek hitam, terutama karena spesies ini tumbuh sebagai epifit atau tanaman yang menumpang pada tanaman inang di hutan tropis yang lembap. Peningkatan suhu dapat menyebabkan dehidrasi pada anggrek hitam dan tanaman inangnya, terutama selama musim kemarau yang lebih panjang akibat perubahan iklim. Saat tanaman inang mengering, anggrek yang hidup di atasnya juga terancam kehilangan sumber air. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan suhu juga dapat mempercepat penguapan air dari permukaan daun anggrek, sehingga meningkatkan risiko kekeringan pada tanaman ini.

Curah hujan

Anggrek hitam bergantung pada pola curah hujan yang teratur untuk memastikan suplai air yang cukup bagi pertumbuhannya. Perubahan iklim mengakibatkan curah hujan yang tidak menentu, dengan musim hujan yang tidak stabil atau berkurangnya intensitas curah hujan di wilayah tropis. Hal ini mengganggu kondisi tanah dan kelembapan udara di sekitar anggrek hitam, sehingga berdampak negatif pada pertumbuhan dan reproduksinya. Jika curah hujan terus menurun atau menjadi tidak teratur, siklus pertumbuhan anggrek ini dapat terganggu, bahkan memperlambat proses perkecambahan dan perkembangan akar, yang sangat bergantung pada kelembapan yang stabil.

Pembungaan

Perubahan suhu dan peningkatan kadar CO juga memengaruhi pembungaan anggrek hitam. Kondisi ini bisa menyebabkan pembungaan lebih awal atau lebih lambat dari biasanya, mengganggu interaksi alami antara anggrek dan serangga penyerbuk. Karena sebagian besar anggrek bergantung pada serangga tertentu untuk penyerbukan, gangguan ini dapat mengurangi keberhasilan reproduksi anggrek hitam, menurunkan populasi anggrek dalam jangka panjang. Dalam beberapa kasus, pembungaan yang terjadi di luar musim yang normal bisa gagal menarik serangga penyerbuk yang tepat, sehingga menghambat proses regenerasi alami anggrek hitam.

Selain perubahan iklim, faktor-faktor lain yang juga menyebabkan kelangkaan anggrek hitam adalah:

Perusakan Habitat Alami

Penebangan hutan, perluasan lahan perkebunan, dan konversi lahan untuk pembangunan telah mengurangi jumlah habitat alami anggrek hitam, mempersempit wilayah persebarannya dan mengisolasi populasi tanaman ini di wilayah-wilayah kecil.

Over Eksploitasi untuk Perdagangan

Popularitas anggrek hitam di pasar tanaman hias menyebabkan tingginya angka eksploitasi untuk kebutuhan perdagangan. Pengambilan anggrek secara ilegal dari habitat alaminya tidak hanya mengurangi jumlah populasi, tetapi juga memengaruhi keseimbangan ekosistem.

Pencemaran Lingkungan

Polusi udara, tanah, dan air dari kegiatan industri atau pertanian dapat memperburuk kualitas lingkungan, yang berakibat negatif pada kesehatan tanaman hutan, termasuk anggrek hitam. Kontaminan berbahaya dapat merusak mikroorganisme dan komponen kimia tanah yang penting untuk mendukung kehidupan anggrek.

Penggunaan Berlebihan Pupuk dan Pestisida

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam skala besar dapat mencemari tanah dan air di sekitar habitat anggrek hitam. Bahan kimia ini dapat merusak sistem akar dan mengganggu penyerapan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan anggrek.

Adaptasi Anggrek Hitam terhadap Kondisi Iklim

Anggrek hitam memiliki beberapa mekanisme adaptasi terhadap iklim tropis yang lembap. Salah satu adaptasi utama adalah struktur batangnya yang memiliki umbi semu, berfungsi sebagai penyimpan air untuk bertahan dalam kondisi kering atau kekurangan air sementara. Selain itu, anggrek hitam juga memiliki akar tinggal (rhizome) yang membantu tanaman saling terhubung dan mempertahankan kelembapan. Daun dan labellum yang mampu menyerap kelembapan dari udara merupakan adaptasi lain untuk mengoptimalkan penyerapan air pada lingkungan yang lembap.

Namun, perubahan iklim yang signifikan dapat mengganggu adaptasi ini. Peningkatan suhu dan penurunan kelembapan udara akan menekan kemampuan anggrek hitam untuk mempertahankan kelembapan, terutama di luar musim hujan. Ketahanan anggrek hitam terhadap cekaman kekeringan menjadi perhatian penting dalam penelitian-penelitian terbaru untuk memahami daya adaptasinya.

Upaya Pelestarian dan Perbanyakan Melalui Kultur Jaringan

Upaya perbanyakan anggrek hitam telah menjadi fokus penelitian dalam rangka pelestarian dan mencegah kepunahannya. Salah satu penelitian oleh Lestari dan Deswiniyanti (2015) mempelajari metode perbanyakan anggrek hitam secara in vitro menggunakan media Vacin Went (VW) dan media organik. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua media ini mampu memicu pertumbuhan eksplan anggrek hitam pada minggu ke-5. Media VW memberikan hasil lebih optimal dengan rata-rata 235,55 eksplan dibandingkan media organik yang hanya menghasilkan 191 eksplan pada minggu yang sama. Pada minggu ke-16, VW menghasilkan 308,85 eksplan sedangkan media organik mencapai 256,65 eksplan. Kultur jaringan lain yang dilakukan oleh Serliana et al. (2017) juga menunjukkan bahwa penambahan ekstrak tomat (Solanum lycopersicum L.) dan zat pengatur tumbuh Benzyl Amino Purine (BAP) dapat meningkatkan keberhasilan pertumbuhan anggrek hitam secara in vitro.

upaya konservasi dan tantangan pelestarian Anggrek Hitam

Populasi anggrek hitam terus mengalami penurunan setiap tahunnya akibat faktor alam dan aktivitas manusia yang merambah kawasan hutan serta eksploitasi anggrek secara besar-besaran. Berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk melestarikan anggrek hitam agar keberadaannya tetap terjaga. Konservasi secara ex situ, yaitu pelestarian di luar habitat aslinya, telah menjadi salah satu pendekatan utama. Pembibitan anggrek hitam melalui teknik in vitro menjadi langkah penting dalam pelestarian ex situ, meskipun diperlukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang menyerupai habitat aslinya, termasuk suhu dan kelembapan yang tinggi. Modifikasi lingkungan mikro, terutama untuk mengatasi cekaman kekeringan, diperlukan agar anggrek dapat tumbuh optimal di luar habitat aslinya yang beriklim hutan hujan tropis.

Kabupaten Kutai Barat merupakan salah satu wilayah yang menerapkan perlindungan hukum terhadap tumbuhan anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lind.) sesuai ketentuan undang-undang. Eksploitasi dan perdagangan anggrek hitam di wilayah ini melanggar Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, khususnya Pasal 21 ayat (1) huruf (a) dan (b) yang melarang segala bentuk pengambilan, perusakan, pengangkutan, dan perdagangan tumbuhan yang dilindungi, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Penelitian ini berjenis yuridis empiris dan bertujuan untuk mengkaji upaya perlindungan serta pelestarian yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur (Sumual dan Rawindra, 2011).

Selain itu, cekaman kekeringan menjadi tantangan utama dalam budidaya anggrek di luar habitat aslinya, karena dapat memengaruhi semua tahap pertumbuhan, mulai dari perkecambahan, pemanjangan tunas dan akar, hingga pembungaan.

Potensi Adanya Dampak Seperti Perubahan Lingkungan Habitat, Penurunan Keanekaragaman Hayati, Dan Risiko Kepunahan

Perubahan iklim yang terjadi di Kalimantan dan Papua dapat berdampak signifikan terhadap habitat alami anggrek hitam (Coelogyne pandurata) dan keberlangsungan hidup spesies ini. Perubahan lingkungan, seperti peningkatan suhu yang tidak terkendali, perubahan pola curah hujan, serta kerusakan habitat, dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan tempat anggrek hitam tumbuh dan berkembang. Ini dapat berisiko pada habitat yang semakin menyempit, yang pada gilirannya mengancam kelangsungan hidup tanaman tersebut.

Perubahan Lingkungan dan Habitat Anggrek Hitam

Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan yang drastis pada kondisi suhu dan kelembapan, dua faktor yang sangat penting bagi anggrek hitam. Suhu yang lebih tinggi dapat meningkatkan penguapan air di tanah dan mengurangi kelembapan udara yang diperlukan oleh anggrek. Hal ini bisa menyebabkan habitat alami anggrek hitam di hutan hujan tropis semakin terancam. Jika suhu terus meningkat, anggrek hitam mungkin tidak dapat beradaptasi dengan cepat atau dapat dipaksa untuk berkembang di wilayah yang lebih tinggi atau lebih terlindungi, yang dapat membatasi kemampuannya untuk berkembang biak secara alami (Sumual & Rawindra, 2011).

Perubahan pola curah hujan juga akan berpengaruh besar. Musim hujan yang tidak menentu atau penurunan curah hujan dapat menyebabkan kekeringan yang ekstrem, yang sangat merugikan bagi anggrek hitam. Tanaman ini sangat bergantung pada kelembapan yang konsisten untuk dapat tumbuh dengan baik, dan kekurangan air dapat mengganggu proses fisiologis yang penting, seperti perkecambahan, pertumbuhan akar, dan pembungaan (Hartati et al., 2019). Jika perubahan iklim mengarah pada musim kemarau yang lebih panjang atau lebih intens, tanaman ini mungkin kesulitan untuk bertahan hidup, memperburuk potensi penurunan jumlah populasi anggrek hitam.

Penurunan Keanekaragaman Hayati

Habitat yang semakin terfragmentasi akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia, seperti penebangan hutan untuk pertanian dan pembangunan, memperburuk masalah tersebut. Keanekaragaman hayati yang ada di hutan tropis Kalimantan dan Papua sangat rentan terhadap perubahan ini. Anggrek hitam, sebagai salah satu flora endemik, sangat bergantung pada keberagaman spesies lain dalam ekosistem untuk bertahan hidup, terutama terkait dengan interaksi penyerbukan dan keberadaan tanaman inang untuk epifit. Kehilangan keanekaragaman hayati dapat mengganggu hubungan ekologis ini dan mengancam kelangsungan hidup anggrek hitam, karena ketergantungannya pada keseimbangan ekosistem yang spesifik (Bawa & Seidler, 1998).

Risiko Kepunahan

Ketidakstabilan iklim, ditambah dengan perusakan habitat alami dan eksploitasi berlebihan, memperbesar risiko kepunahan bagi anggrek hitam. Dengan semakin sedikitnya daerah yang mendukung pertumbuhan anggrek ini, dan dengan proses pembiakan alami yang terganggu, potensi spesies ini untuk bertahan jangka panjang semakin menipis. Di banyak kasus, ketika habitat semakin terpecah dan terisolasi, populasi tanaman menjadi terlalu kecil dan terpisah untuk dapat berkembang biak secara efektif, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya penurunan keanekaragaman genetik, sehingga memperburuk kondisi spesies tersebut (Lestari & Deswiniyanti, 2015).

Sebagai langkah mitigasi, konservasi melalui teknik seperti ex situ conservation dan pembiakan in vitro menjadi sangat penting untuk menjaga keberlanjutan spesies ini. Namun, meskipun upaya tersebut dapat menanggulangi sebagian risiko kepunahan, langkah-langkah perlindungan terhadap habitat asli tetap menjadi prioritas utama dalam upaya konservasi anggrek hitam di alam liar.

Pentingnya Konservasi Anggrek Hitam sebagai Plasma Nutfah

Pengembangan teknik kultur jaringan dan perbanyakan in vitro anggrek hitam menjadi salah satu strategi pelestarian ex situ yang penting untuk keberlanjutan spesies ini. Langkah ini membantu mengurangi tekanan terhadap populasi liar serta mempertahankan keberadaan anggrek hitam dalam dunia plasma nutfah. Penelitian berkelanjutan dalam konservasi anggrek hitam diharapkan dapat mencegah kepunahannya dan mendukung pemeliharaan keanekaragaman hayati di Indonesia (Warseno, 2015).

Dengan upaya konservasi yang terarah, anggrek hitam diharapkan tetap menjadi bagian dari kekayaan alam Indonesia yang terlindungi, simbol penting keanekaragaman hayati yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Referensi

  • Hartati, S., Nandariyah, Yunus, A., & Djoar, D. W. (2019). Hybridization technique of black orchid (Coelogyne pandurata Lindley) to enrich the genetic diversity and to rescue the genetic extinction. Bulgarian Journal of Agricultural Science, 25(4), 751--755.
  • Irawati. (2002). Pelestarian Jenis Anggrek di Indonesia. Seminar Anggrek Indonesia 2002 di Yogyakarta, 34-44.
  • Adi, N.P., Astarini, I.A., & Astiti, N.A. (2014). Aklimatisasi Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl) Hasil Perbanyakan In-vitro Pada Media Berbeda. Jurnal Simbiosis, 2(2), 203-214.
  • Lestari, N. K. D., & Deswiniyanti, N. W. (2015). Perbanyakan Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) Dengan Media Organik dan Vacin Went Secara In Vitro. Jurnal Virgin, 1(1), 30--39.
  • Serliana, M., & Linda, R. (2017). Pertumbuhan Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) secara In Vitro Dengan Penambahan Ekstrak Tomat (Solanum lycopersicum L.) Dan Benzyl Amino Purine (BAP). Protobiont, 6(3).
  • Sumual  OR.  2011.  Upaya  Perlindungan  Anggrek  Hitam  (Coelogyne  pandurataLind)  di  Cagar  Alam  Kersik  Luway  ditinjau  dari  UU  No.  5  Tahun  1990 tentang Konservasi Sumberdaya alam  Hayati dan Ekosistemnya Skripsi. Fakultas Hukum, Universitas Mulawarman.Samarinda.
  • Heksaputra, D., Naimah, Z., Azani, Y., & Iswari, L. (2013). Penentuan Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman dengan Nave Bayes. In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI).
  • Bawa, K.S., & Seidler, R. (1998). Conservation Biology: A Key to Understanding the Global Biodiversity Crisis. Oxford University Press.
  • Kusuma, D. T., Saputra, R., Govinda, G., Wulandary, P. P., Rajagukguk, F., Teru, N. P., Lestari, N., Wulandari, T., Sianturi, A. K., & Simanullang, D. (2019). Makalah Anggrek Hitam. Scribd. https://id.scribd.com/document/436054595/Makalah-Anggrek-Hitam  
  • Sihotang, D. R., Anggara, D. F., Insani, K. R., Ramadhan, R., & Dharmawan, W. (2022). Makalah Anggrek Hitam Kelompok 6. Scribd. https://id.scribd.com/document/616375682/Makalah-Anggrek-Hitam-Kelompok-6
  • Solihah, S. M. 2015. Koleksi, Status dan Potensi Anggrek di Kebun Raya Liwa. Warta Kebun raya. 13(1).p. 15-23

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun