Dengan begitu, anggrek hitam bukan hanya bergantung pada faktor-faktor alam seperti suhu dan curah hujan yang stabil, tetapi juga pada keseimbangan ekosistem yang dapat terancam oleh faktor eksternal seperti perubahan iklim dan aktivitas manusia. Oleh karena itu, perlindungan terhadap kawasan hutan yang menjadi habitat anggrek hitam sangat penting untuk menjaga kelestariannya di alam.
Pengaruh Iklim terhadap Kelangsungan Hidup Anggrek Hitam
Komponen iklim yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi tempratur udara(oC), kelembaban udara(%), intensitas cahaya(W/m2) dan curah hujan(mm). Penelitian yang dilakukan oleh Dadang Heksaputra dkk tahun 2013 ini menggunakan metode teorema bayes yang dapat melakukan klasifikasi data didasarkan pada nilai kemungkinan (probabilitas) sehingga dapat menentukan baik buruk pertumbuhan tanaman pada keadaan iklim tertentu (Heksaputra, et.al 2013).
Iklim tropis yang lembap di Kalimantan memainkan peran penting dalam kelangsungan hidup anggrek hitam. Tanaman ini memerlukan kelembapan yang stabil sepanjang tahun karena siklus hidupnya sangat tergantung pada pasokan air yang konsisten, terutama pada fase kritis seperti perkecambahan, pembungaan, dan pemanjangan akar. Menurut penelitian, penurunan kelembapan udara atau perpanjangan musim kering sebagai akibat perubahan iklim dapat menghambat fase-fase penting ini, mengurangi kemampuan anggrek hitam untuk berkembang biak dan bertahan dalam jangka panjang.
Perubahan iklim globalningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan dapat memperburuk tekanan lingkungan bagi anggrek hitam. Sebagai contoh, suhu yang meningkat dapat menyebabkan tanaman ini kekurangan air lebih cepat karena peningkatan penguapan, sedangkan pola curah hujan yang tidak teratur dapat menyebabkan ketersediaan air menjadi tidak stabil. Kekeringan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan tanaman ini untuk menyimpan air di umbi semunya, sehingga risiko kematian akibat dehidrasi meningkat jika tanaman ini tidak mendapatkan kelembapan yang cukup.
Perubahan iklim memiliki dampak yang mendalam terhadap ekosistem hutan hujan tropis, yang menjadi habitat bagi anggrek hitam (Coelogyne pandurata). Spesies ini sangat peka terhadap perubahan suhu, curah hujan, kelembapan, dan pola musim, karena sangat bergantung pada lingkungan yang stabil dan lembap untuk dapat tumbuh dan bereproduksi. Beberapa aspek perubahan iklim yang memengaruhi kelangsungan hidup anggrek hitam adalah sebagai berikut:
Suhu
Peningkatan suhu global menimbulkan risiko besar bagi anggrek hitam, terutama karena spesies ini tumbuh sebagai epifit atau tanaman yang menumpang pada tanaman inang di hutan tropis yang lembap. Peningkatan suhu dapat menyebabkan dehidrasi pada anggrek hitam dan tanaman inangnya, terutama selama musim kemarau yang lebih panjang akibat perubahan iklim. Saat tanaman inang mengering, anggrek yang hidup di atasnya juga terancam kehilangan sumber air. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan suhu juga dapat mempercepat penguapan air dari permukaan daun anggrek, sehingga meningkatkan risiko kekeringan pada tanaman ini.
Curah hujan
Anggrek hitam bergantung pada pola curah hujan yang teratur untuk memastikan suplai air yang cukup bagi pertumbuhannya. Perubahan iklim mengakibatkan curah hujan yang tidak menentu, dengan musim hujan yang tidak stabil atau berkurangnya intensitas curah hujan di wilayah tropis. Hal ini mengganggu kondisi tanah dan kelembapan udara di sekitar anggrek hitam, sehingga berdampak negatif pada pertumbuhan dan reproduksinya. Jika curah hujan terus menurun atau menjadi tidak teratur, siklus pertumbuhan anggrek ini dapat terganggu, bahkan memperlambat proses perkecambahan dan perkembangan akar, yang sangat bergantung pada kelembapan yang stabil.
Pembungaan