Perubahan suhu dan peningkatan kadar CO juga memengaruhi pembungaan anggrek hitam. Kondisi ini bisa menyebabkan pembungaan lebih awal atau lebih lambat dari biasanya, mengganggu interaksi alami antara anggrek dan serangga penyerbuk. Karena sebagian besar anggrek bergantung pada serangga tertentu untuk penyerbukan, gangguan ini dapat mengurangi keberhasilan reproduksi anggrek hitam, menurunkan populasi anggrek dalam jangka panjang. Dalam beberapa kasus, pembungaan yang terjadi di luar musim yang normal bisa gagal menarik serangga penyerbuk yang tepat, sehingga menghambat proses regenerasi alami anggrek hitam.
Selain perubahan iklim, faktor-faktor lain yang juga menyebabkan kelangkaan anggrek hitam adalah:
Perusakan Habitat Alami
Penebangan hutan, perluasan lahan perkebunan, dan konversi lahan untuk pembangunan telah mengurangi jumlah habitat alami anggrek hitam, mempersempit wilayah persebarannya dan mengisolasi populasi tanaman ini di wilayah-wilayah kecil.
Over Eksploitasi untuk Perdagangan
Popularitas anggrek hitam di pasar tanaman hias menyebabkan tingginya angka eksploitasi untuk kebutuhan perdagangan. Pengambilan anggrek secara ilegal dari habitat alaminya tidak hanya mengurangi jumlah populasi, tetapi juga memengaruhi keseimbangan ekosistem.
Pencemaran Lingkungan
Polusi udara, tanah, dan air dari kegiatan industri atau pertanian dapat memperburuk kualitas lingkungan, yang berakibat negatif pada kesehatan tanaman hutan, termasuk anggrek hitam. Kontaminan berbahaya dapat merusak mikroorganisme dan komponen kimia tanah yang penting untuk mendukung kehidupan anggrek.
Penggunaan Berlebihan Pupuk dan Pestisida
Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dalam skala besar dapat mencemari tanah dan air di sekitar habitat anggrek hitam. Bahan kimia ini dapat merusak sistem akar dan mengganggu penyerapan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan anggrek.
Adaptasi Anggrek Hitam terhadap Kondisi Iklim