Mohon tunggu...
Ocyid
Ocyid Mohon Tunggu... Lainnya - In the Age of Information, being unknown is a privilege

Lun Yu 1.1: Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali; bukankah ini sikap seorang Jun Zi - Kun Cu? - Lukas 12.57: Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? - QS 8.22: Indeed, the worst of living creatures in the sight of Allāh are the deaf and dumb who do not use reason

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Indonesia Berdasarkan Buku Klasik (Bagian 5): Palembang dalam Catatan Ma Huan (Yingyai Shenglan)

3 Juli 2024   00:54 Diperbarui: 3 Juli 2024   00:54 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari buku Mr. Mills tentang Majapahit dan Sriwijaya pada tahun 1377 (hal. 98) - Dokpri

 Karenanya, mungkin saja kita bisa mendapatkan suatu “pencerahan” jika kita melihat ke dalam catatan tersebut.

Keterangan-keterangan berikut penulis dapatkan bukan saja dari buku meester Groeneveldt, tetapi juga dari buku Mr. John Vivian Gottlieb (JVG) Mills yang menerjemahkan buku yang sama ke dalam bahasa Inggris. 

P’o-lin-pang

Hal yang pertama-tama mungkin harus dimengerti terkait catatan shifu Ma Huan adalah: beliau merupakan orang yang mendatangi langsung kerajaan San-bo-tsai (San Fo-ch’i) yang telah berganti nama menjadi "Ku-kang". Yang karenanya, dalam catatannya, beliau menjabarkan (mendeskripsikan) tempat-tempat yang beliau kunjungi. Shifu Ma Huan sepertinya memang sengaja melakukan pengamatan (observasi/survei) terkait tempat-tempat di luar wilayah laut Cina - di sini, terutama, di selatan laut Cina.

Mr. John Vivian Gottlieb (JVG) Mills, dalam menerjemahkan catatan shifu Ma Huan, menerjemahkan “Ying-yai Sheng-lan” menjadi “The Overall Survey of the Ocean’s Shores” (1970) – yang berbeda dari versi meester Groeneveldt: “General Account of the Shores of the Ocean”. Mr. JVG Mills menjabarkan beberapa versi penerjemahan judul ini dalam buku beliau pada bagian kata pengantar (hal. xi-xii).

Tangkapan layar tampak depan buku versi Mr. JVG Mills - Dokpri
Tangkapan layar tampak depan buku versi Mr. JVG Mills - Dokpri

Dalam buku ini, versi Mr. Mills, kita dapat melihat hubungan antara San-bo-tsai (San Fo-ch’i) dengan Sriwijaya – di mana beliau menyatakan bahwa bentuk lengkap dari San-bo-tsai, yaitu (San) Fo-ch’i-hu, merupakan transliterasi yang cukup baik dari nama “Vijayo” (bentuk lain dari Sri Vijaya: Sri Vijayo – hal. 98). Tetapi, kita tidak akan membahas tentang hal ini, sebab di sini kita hanya akan melihat bagaimana kesalahpahaman mengenai letak San-bo-tsai kemungkinan datang dari kesalahpahaman dalam memahami penjelasan shifu Ma Huan tentang kerajaan San-bo-tsai (San Fo-ch’i).

Sebagaimana yang telah penulis nyatakan sebelumnya, pemahaman bahwa shifu Ma Huan merupakan orang yang mendatangi langsung tempat ini, khususnya untuk melakukan pengamatan-pengamatan (observasi/survei), cukup penting untuk dipahami. 

Karenanya, dalam catatannya, beliau menjelaskan berbagai hal yang beliau lihat dan ketahui dari tempat tersebut. Contohnya, beliau menjelaskan bahwa tempat yang ia datangi dikenal sebagai “Ku-kang” (versi Mr. Mills: Chiu-chiang, yang beliau terjemahkan sebagai “Old Haven” atau Pelabuhan Tua). Dalam versi Mr. Mills, beliau juga menyertakan keterangan bahwa “orang asing” (foreigners) mengenal negeri ini dengan sebutan “P’o-lin-pang” (hal. 98).

Lebih lanjut, shifu Ma Huan juga menjelaskan bahwa tempat ini merupakan negeri yang sama dengan negeri yang sebelumnya disebut San-bo-tsai (San Fo-ch’i). Namun, menariknya, shifu Ma Huan tidak menceritakan tentang pergantian nama ataupun perpindahan ibu kota kerajaan San-bo-tsai maupun keterangan tentang Ku-kang atau Palembang sebagai ibu kota baru kerajaan San-bo-tsai. Hal ini, jika kita lepaskan dari konteks sejarah kerajaan San-bo-tsai - terutama mengenai letak kerajaan tersebut, bisa dibilang tidak cukup signifikan untuk diceritakan. 

Namun, jika kita masukkan konteks ini ke dalam keterangan shifu Ma Huan, kedua hal tersebut cukup penting untuk disebutkan - sebab keterangan-keterangan itu akan memperjelas sejauh mana pengetahuan shifu Ma Huan terkait sejarah kerajaan San-bo-tsai.

Dan, dikarenakan shifu Ma Huan tidak menjelaskan terkait hal-hal tersebut dalam tulisannya, asumsi dasarnya adalah: bisa saja beliau menduga tempat ini selalu menjadi letak dari kerajaan San-bo-tsai, sesuatu yang sebetulnya bertentangan dengan keterangan yang diberikan dalam catatan sejarah Cina itu sendiri - khususnya catatan sejarah dinasti Ming, dinasti yang berkuasa semasa beliau hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun