Mohon tunggu...
Ocyid
Ocyid Mohon Tunggu... Lainnya - In the Age of Information, being unknown is a privilege

Hidup seperti ngopi, ngeteh, nyoklat: manisnya sama, pahitnya beda-beda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Indonesia Berdasarkan Buku Klasik (Bagian 4): San-bo-tsai, Jambi, dan Disintegrasi Ku-kang (Palembang) saat Keruntuhan San-bo-tsai

6 April 2024   04:36 Diperbarui: 1 Juli 2024   01:09 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letak Jambi dari arah muara sungai Batang Hari (warna biru) di pesisir Timur Sumatra - Dokpri

Mengingat kemiripan topografi antara Jambi dan Palembang ini, kesalahpahaman terkait identifikasi letak kerajaan San-bo-tsai sebetulnya merupakan suatu hal yang, bisa dibilang, cukup wajar. Hal ini belum ditambah rumitnya permasalahan pergantian nama dan perpindahan ibu kota yang terjadi pada kerajaan San-bo-tsai.

Pun dengan semua permasalahan ini, San-bo-tsai memiliki dua ibu kota, ibu kota lama dan ibu kota baru, sesungguhnya cukup tidak terbantahkan. Karenanya, bagaimanapun, Jambi dan Palembang tetaplah sama-sama pernah menjadi ibu kota kerajaan San-bo-tsai. Namun, pertanyaannya di sini adalah: mengapa pada akhirnya letak kerajaan ini semata terpaku pada Palembang?

Selain dua poin yang telah penulis jabarkan, terdapat satu poin lain yang kemungkinan sangat mempengaruhi kesalahpahaman sejarawan Cina dalam mengidentifikasi letak San-bo-tsai di Palembang. Kesalahpahaman ini sangat mungkin bersumber dari kesalahpahaman dalam memahami catatan shifu Ma Huan, Ying-yai Sheng-lan (1416), saat beliau berkunjung ke Palembang (P’o-lin-pang). Dan, untuk menjejaki kesalahpahaman ini hingga ke akarnya, kita akan butuh untuk melihat dan mencermati catatan yang beliau tinggalkan. Namun, sebab penjabarannya cukup panjang, pembahasan ini akan kita lanjutkan kembali pada tulisan berikutnya. Sabar, ya...

Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun