Memberikan pujian kepada anak adalah bagian penting dalam pengasuhan. Namun, pujian yang terlalu sering berfokus pada hasil akhir bisa membuat anak bergantung pada validasi eksternal dan kurang menghargai usaha mereka sendiri.
Oleh sebab itu, orang tua perlu mengubah cara memuji anak dengan menekankan pada proses yang mereka lalui, bukan sekadar pencapaian yang mereka raih.
Mengapa Pujian Berbasis Proses Lebih Efektif?
Pujian berbasis proses membantu anak memahami bahwa usaha, strategi, dan ketekunan adalah faktor utama dalam keberhasilan.Â
Jika anak hanya menerima pujian untuk hasil akhirnya, mereka mungkin menganggap bahwa keberhasilan adalah sesuatu yang instan dan tidak perlu diperjuangkan.Â
Dengan menyoroti langkah-langkah yang mereka tempuh, anak akan lebih menghargai kerja keras dan memiliki pola pikir berkembang (growth mindset).
Misalnya, ketika anak berhasil menyelesaikan tugas sekolah, daripada mengatakan, "Kamu pintar sekali!" lebih baik mengatakan, "Aku melihat kamu benar-benar berusaha keras untuk menyelesaikan tugas ini. Kamu mencoba beberapa cara sebelum menemukan jawaban yang tepat."Â
Dengan demikian, anak belajar bahwa keberhasilan datang dari usaha, bukan hanya dari bakat semata.
Cara Memuji Anak Saat Mereka Berusaha Keras
Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda, dan mereka perlu memahami bahwa usaha mereka dihargai, bukan hanya hasil akhirnya.Â
Jika anak sedang belajar keterampilan baru, seperti bermain alat musik atau menggambar, orang tua bisa mengatakan, "Aku suka bagaimana kamu terus berlatih dan mencoba cara berbeda untuk memainkan nada ini."Â
Anak tidak merasa frustrasi ketika menghadapi tantangan dan lebih terdorong untuk terus mencoba.
Saat anak menunjukkan ketekunan dalam menyelesaikan sesuatu yang sulit, orang tua bisa berkata, "Aku melihat kamu tetap berusaha meskipun ini tidak mudah. Apa yang membuatmu ingin terus mencoba?"Â
Pujian seperti ini membantu anak menyadari bahwa mereka memiliki kendali atas perkembangan mereka sendiri.
Mengapresiasi Proses Berpikir Anak
Anak-anak sering kali memiliki cara berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah. Daripada hanya memuji hasil akhirnya, orang tua bisa mengapresiasi bagaimana anak berpikir dan mencari solusi.Â
Misalnya, jika anak sedang menyusun puzzle, orang tua bisa mengatakan, "Aku suka bagaimana kamu mencoba berbagai cara untuk menemukan potongan yang cocok. Bagaimana caramu tahu bahwa ini adalah bagian yang benar?"
Pujian ini tidak hanya memperkuat rasa percaya diri anak, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis.Â
Mereka akan belajar bahwa menemukan solusi adalah proses yang membutuhkan kesabaran dan strategi, bukan sekadar keberuntungan atau kecerdasan bawaan.
Membantu Anak Menghargai Kegagalan sebagai Bagian dari Proses
Anak perlu memahami bahwa kegagalan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan bagian dari proses belajar.Â
Jika anak mencoba sesuatu tetapi tidak berhasil, daripada mengatakan, "Tidak apa-apa, coba lain kali," lebih baik katakan, "Aku lihat kamu sudah mencoba berbagai cara. Apa yang kamu pelajari dari pengalaman ini?"
Anak belajar untuk merefleksikan kesalahan mereka dan mencari solusi untuk memperbaikinya.Â
Cara ini juga membantu mereka mengembangkan ketahanan mental dan tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan.
Mendorong Motivasi Intrinsik Anak
Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri anak untuk melakukan sesuatu karena mereka menikmatinya, bukan karena mereka mengharapkan pujian atau hadiah dari orang lain.
Jika anak terlalu sering mendapatkan pujian instan seperti "Kamu anak yang baik"Â atau "Bagus sekali!" tanpa konteks, mereka mungkin lebih fokus mencari validasi daripada menikmati proses belajar itu sendiri.
Untuk mendorong motivasi intrinsik, orang tua bisa bertanya, "Apa bagian yang paling kamu sukai dari tugas ini?" atau "Bagaimana perasaanmu setelah menyelesaikan ini?"Â
Cara ini mendorong anak untuk belajar untuk menilai pencapaian mereka sendiri tanpa selalu mengandalkan penilaian orang lain.
Menjadi Contoh bagi Anak dalam Menghargai Proses
Anak-anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat dalam kehidupan sehari-hari. Jika orang tua menunjukkan bahwa mereka juga menghargai usaha mereka sendiri, anak akan lebih mudah memahami pentingnya proses.Â
Misalnya, ketika orang tua menyelesaikan pekerjaan yang sulit, mereka bisa berbicara tentang tantangan yang mereka hadapi dan bagaimana mereka mengatasinya.
Dengan berkata, "Hari ini aku mengalami kesulitan saat bekerja, tapi aku mencoba beberapa cara dan akhirnya menemukan solusinya."Â
Orang tua memberikan contoh nyata bahwa usaha dan ketekunan adalah bagian penting dari kehidupan.Â
Anak akan menyadari bahwa belajar dan berkembang adalah proses seumur hidup, bukan hanya sesuatu yang terjadi di sekolah.
Memuji anak dengan menekankan proses bukan hanya membantu mereka merasa dihargai, tetapi juga membangun karakter yang lebih kuat.Â
Dengan mengakui usaha, ketekunan, dan strategi mereka, kita membantu anak memahami bahwa perjalanan lebih penting daripada hasil akhir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI