Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelayanan Yesus Kepada Mereka yang Terpinggirkan dan Konteks Wong Cilik Indonesia

19 Desember 2024   14:43 Diperbarui: 19 Desember 2024   14:51 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Anak-anak kecil menatap masa depan (PIXABAY.COM/ rmpelicano)

Setelah bertemu dengan Yesus, Zakeus bertobat dan berjanji untuk mengembalikan empat kali lipat dari apa yang telah ia ambil secara tidak adil. 

Memberi Makan kepada Orang Banyak

Dalam Matius 14:13-21, Yesus memberi makan kepada 5.000 orang yang mengikuti-Nya ke tempat yang terpencil. Meskipun hanya ada lima roti dan dua ikan, Yesus memberkati makanan tersebut, membaginya, dan menyediakannya bagi orang banyak. 

Ini adalah tindakan kasih Yesus yang nyata terhadap orang-orang yang lapar dan membutuhkan, menunjukkan bahwa Dia peduli dengan kebutuhan fisik mereka, bukan hanya kebutuhan rohani. 

Dalam perspektif Marhanisme, tindakan ini juga menggambarkan pentingnya distribusi sumber daya secara adil dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi semua orang, tanpa memandang status sosial atau ekonomi. 

Bagi wong cilik, tindakan Yesus ini bisa dilihat sebagai perhatian langsung terhadap orang-orang biasa yang sering kali kekurangan akses terhadap kebutuhan dasar.

Wanita yang Terperangkap dalam Perzinahan

Dalam Yohanes 8:1-11, seorang wanita yang tertangkap basah dalam perzinahan dibawa kepada Yesus oleh para ahli Taurat dan orang Farisi, yang ingin menjatuhkan hukuman batu sesuai dengan hukum Musa. 

Yesus memerintahkan siapa saja yang tidak berdosa untuk melempar batu pertama. Ketika mereka satu per satu pergi, Yesus memberi pengampunan kepada wanita itu dan berkata, "Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi." 

Yesus menunjukkan kasih dan pengampunan-Nya kepada wanita yang terhina dan terbuang oleh masyarakat, memberi kesempatan baginya untuk memulai hidup baru. 

Dalam konteks ini, menggambarkan pembebasan sosial, di mana orang tidak lagi dihukum hanya karena kesalahan atau ketidakberdayaan mereka dalam menghadapi struktur sosial yang menindas. Tindakan Yesus mencerminkan nilai pengakuan bahwa mereka berhak atas pengampunan dan perubahan dalam hidup mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun