Yesus Kristus, dalam setiap aspek kehidupan-Nya, menunjukkan pelayanan yang luar biasa kepada mereka yang terpinggirkan---baik secara sosial, ekonomi, maupun politik.Â
Tindakan-Nya mencerminkan belas kasih yang mendalam terhadap orang-orang yang sering kali terabaikan oleh masyarakat. Dalam konteks Indonesia, salah satu konsep yang dapat menghubungkan pelayanan Yesus kepada mereka yang terpinggirkan adalah Marhanisme.Â
Istilah ini mengacu pada pendekatan dan filosofi yang menempatkan kelompok terpinggirkan, baik secara sosial, ekonomi, atau politik, di pusat perhatian dalam upaya perubahan sosial.Â
Marhanisme berfokus pada pembebasan kelas tertindas dan memberikan suara bagi mereka yang tidak terwakili dalam masyarakat. Konsep lain yang relevan di Indonesia adalah istilah wong cilik yang secara harfiah berarti "orang kecil" atau rakyat jelata, yang mengacu pada mereka yang berada di lapisan bawah dalam struktur sosial dan ekonomi.
Penyembuhan Orang Sakit dan Terpinggirkan
Yesus sering kali menyembuhkan orang-orang yang sakit atau menderita penyakit yang membuat mereka dijauhi oleh masyarakat. Salah satunya adalah penyembuhan orang kusta (Matius 8:1-4).Â
Kusta pada masa itu adalah penyakit yang dianggap menular, dan penderitanya dianggap najis serta terasingkan dari kehidupan sosial. Namun, Yesus tidak takut untuk menyentuh orang tersebut dan menyembuhkannya.Â
Tindakan ini menunjukkan belas kasih-Nya terhadap orang-orang yang terabaikan dan terasingkan, sekaligus menantang norma sosial yang berlaku saat itu.Â
Pelayanan kepada Pemungut Cukai
Pemungut cukai, seperti Zakeus, adalah kelompok yang dianggap sebagai pengkhianat oleh banyak orang Israel karena mereka bekerja untuk pemerintahan Romawi yang menindas rakyat.Â
Dalam Lukas 19:1-10, Yesus mendatangi rumah Zakeus, seorang pemungut cukai yang kaya. Meskipun banyak orang mengkritik-Nya karena bergaul dengan orang berdosa, Yesus menunjukkan bahwa Dia datang untuk menyelamatkan yang hilang.Â