Dengan mengizinkan alumni LPDP untuk tetap tinggal di luar negeri, Indonesia berpotensi meraih manfaat serupa dalam jangka panjang.
Kekhawatiran terhadap Fenomena 'Brain Drain'
Ketika lulusan berkualitas tinggi lebih memilih untuk menetap di negara maju yang menawarkan peluang karier dan fasilitas penelitian yang lebih baik, Indonesia berpotensi kehilangan aset sumber daya manusia unggul. Â
Beberapa studi menunjukkan bahwa brain drain mengakibatkan penurunan kapasitas nasional dalam bidang-bidang strategis, seperti teknologi dan kesehatan, yang memerlukan tenaga ahli untuk mendorong kemajuan.
Misalnya, di beberapa negara Afrika, investasi pemerintah dalam pendidikan tinggi sering kali tidak memberikan manfaat maksimal karena banyak lulusan yang memilih bekerja di luar negeri, di mana mereka merasa lebih dihargai.Â
Situasi ini mengakibatkan berkurangnya jumlah profesional terampil yang tersedia untuk mendukung pembangunan nasional.Â
Indonesia perlu belajar dari kasus-kasus ini untuk merancang kebijakan yang dapat menahan laju keluarnya talenta tanpa harus memaksakan mereka kembali ke tanah air.
Strategi 'Diaspora Engagement'
Untuk mengatasi tantangan 'brain drain', pendekatan diaspora engagement bisa menjadi solusi yang efektif. Melalui strategi ini, pemerintah dapat mendorong alumni LPDP yang berada di luar negeri untuk tetap terlibat dalam pembangunan nasional tanpa harus kembali secara fisik.Â
Misalnya, mereka dapat terlibat dalam program konsultasi, kolaborasi penelitian, atau pengembangan proyek strategis di Indonesia. Dengan demikian, kontribusi mereka tetap dapat dirasakan meski mereka tinggal di luar negeri.
Program Kerja Sama dan Investasi Diaspora