Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Peran Dukuh dalam Membangun Padukuhan di Kawasan Gunungkidul

2 November 2024   02:25 Diperbarui: 2 November 2024   03:09 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Gunungkidul dikenal dengan kekayaan alam lautnya yang memesona. Puluhan pantai di kawasan selatan menjadi daya tarik wisatawan dari berbagai daerah. Sepintas, daerah ini terlihat menjanjikan secara ekonomi. 

Namun, kenyataannya tidak semua warga di Gunungkidul menikmati kesejahteraan dari sektor pariwisata. 

Banyak padukuhan yang tetap terisolir secara ekonomi dan tidak terlibat dalam pariwisata. Di beberapa daerah, warga harus berjuang keras untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Realitas kehidupan di pedesaan Gunungkidul menunjukkan banyak warga yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. 

Tidak sedikit yang terjebak dalam kemiskinan dan jerat hutang. Kaum tani di kawasan ini menghadapi tantangan berat dalam mengembangkan sektor pertanian dan peternakan di tengah kondisi alam yang kering dan minim sumber air. 

Kondisi tersebut memperparah keterbatasan akses ekonomi dan peluang usaha.

Peran Krusial Dukuh

Dalam situasi ini, peran dukuh di setiap padukuhan menjadi sangat krusial. Dukuh tidak hanya bertugas sebagai pemimpin administratif, tetapi juga berperan aktif dalam mendorong pembangunan ekonomi warga. 

Dukuh memanfaatkan dana desa sebagai salah satu sumber pendanaan untuk meningkatkan ekonomi warga. 

Dengan pengelolaan yang baik, dana desa diharapkan mampu menciptakan berbagai peluang usaha baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain mengelola dana desa, padukuhan juga perlu memiliki perencanaan yang matang dalam memfasilitasi peningkatan ekonomi warga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun