KDRT sering kali muncul akibat kurangnya keterbukaan dan komunikasi yang efektif dalam hubungan. Ketika pasangan tidak saling berbagi perasaan atau tidak merasa aman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi, potensi untuk konflik meningkat.Â
Tren "Marriage is Scary"
Di tengah isu-isu pernikahan yang kompleks, tren "Marriage is Scary" atau "Pernikahan Itu Menakutkan" mulai ramai dibicarakan di media sosial.Â
Banyak orang, terutama generasi muda, mulai meragukan komitmen pernikahan setelah melihat berbagai masalah yang dihadapi oleh pasangan di sekitarnya, termasuk di kalangan influencer.Â
Beberapa influencer yang dikenal luas telah mengungkapkan masalah keluarga mereka, termasuk KDRT, yang menyebabkan banyak orang merasa cemas untuk memasuki institusi pernikahan.
Media sosial sering kali menjadi ajang berbagi pengalaman hidup, dan banyak orang menggunakan platform ini untuk menceritakan kisah-kisah pribadi mereka.Â
Ketika influencer berbagi tentang kegagalan pernikahan atau pengalaman traumatis akibat KDRT, hal ini dapat mempengaruhi pandangan orang lain tentang pernikahan.Â
Akibatnya, semakin banyak individu yang merasa bahwa pernikahan bukanlah tujuan yang diinginkan, melainkan sebuah keputusan yang menakutkan dan penuh risiko.
Mengatasi Ketidakjujuran dan Konflik
Dalam banyak kasus, ketidakjujuran yang muncul dari topeng-topeng ini dapat menyebabkan konflik. Ketika pasangan tidak saling terbuka, potensi untuk salah paham meningkat. Hal ini dapat menimbulkan perasaan sakit hati dan ketidakpuasan, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat merusak hubungan.Â
Mendorong keterbukaan dalam pernikahan bukanlah hal yang mudah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Penting untuk menciptakan lingkungan yang aman di mana pasangan merasa nyaman untuk mengekspresikan diri.Â