Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Mulai Membuka Topeng-Topeng dalam Pernikahan

17 Oktober 2024   15:37 Diperbarui: 17 Oktober 2024   20:58 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Janji dalam Pernikahan | https://matthiasmedia.com.au

Pernikahan adalah lembaga utama yang dibentuk oleh Tuhan sebagai fondasi kehidupan bersama bagi pasangan. 

Ketika dua individu memutuskan untuk berkomitmen satu sama lain, mereka bukan hanya merayakan cinta, tetapi juga membangun sebuah hubungan yang penuh dengan tanggung jawab. 

Namun, di balik ikatan yang tampak harmonis ini, sering kali terdapat "topeng-topeng" yang dipakai oleh masing-masing pasangan. 

Topeng ini dapat diartikan sebagai perilaku atau sikap yang menyembunyikan kebenaran, harapan, dan ketakutan yang sebenarnya.

Topeng dalam konteks pernikahan tidak hanya sekadar metafora, tetapi juga mencakup berbagai emosi yang tidak terungkap. 

Banyak orang merasa perlu untuk menutupi sisi tertentu dari diri mereka, baik karena ketakutan akan penolakan maupun untuk menjaga citra diri di mata pasangan. 

Pentingnya Keterbukaan dalam Hubungan

Salah satu alasan utama mengapa terbukanya topeng-topeng dalam pernikahan sangat penting adalah karena dapat membangun kepercayaan yang kokoh antara pasangan. 

Ketika masing-masing pihak merasa aman untuk berbagi perasaan dan pikiran mereka, ini menciptakan iklim kepercayaan yang lebih dalam. 

Kepercayaan ini adalah fondasi dari hubungan yang sehat, di mana pasangan dapat saling mengandalkan satu sama lain dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Ahli pernikahan, seperti Dr. Gary Chapman, penulis buku "The 5 Love Languages," menekankan bahwa komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk membangun hubungan yang langgeng. 

Ia menyatakan, "Cinta yang sejati tumbuh dalam ketulusan, dan tanpa kejujuran, cinta tidak dapat berkembang." 

Menurut Chapman, pasangan yang saling terbuka mengenai perasaan dan harapan mereka dapat menciptakan ikatan yang lebih dalam, di mana mereka saling mendukung dan memahami satu sama lain.

Selain itu, terbukanya topeng-topeng juga memfasilitasi komunikasi yang lebih efektif. Dengan menghilangkan topeng, pasangan dapat saling berbagi harapan, kekhawatiran, dan impian tanpa rasa takut. 

Hal ini membantu dalam memahami satu sama lain secara lebih mendalam, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hubungan. 

Komunikasi yang terbuka dan jujur memungkinkan pasangan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah dan merayakan pencapaian bersama.

Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Dr. John Gottman, seorang ahli pernikahan yang terkenal, juga menyoroti pentingnya keterbukaan dalam hubungan. Ia menemukan bahwa pasangan yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan perasaan mereka tanpa rasa takut cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat. 

Gottman berpendapat bahwa komunikasi yang efektif dapat membantu pasangan mengatasi konflik dan membangun rasa saling pengertian yang lebih kuat.

Sebagaimana kita ketahui, tidak semua pernikahan berjalan dengan baik. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah serius yang dihadapi banyak pasangan di Indonesia. 

Pada tahun 2023, jumlah kasus perceraian karena faktor KDRT mencapai 5.174 kasus, mengalami kenaikan sebesar 4,06% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4.972 kasus. 

Angka ini menunjukkan bahwa semakin banyak pasangan yang terpaksa mengakhiri pernikahan mereka akibat kekerasan yang dialami, baik secara fisik, emosional, maupun psikologis.

KDRT sering kali muncul akibat kurangnya keterbukaan dan komunikasi yang efektif dalam hubungan. Ketika pasangan tidak saling berbagi perasaan atau tidak merasa aman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi, potensi untuk konflik meningkat. 

Tren "Marriage is Scary"

Di tengah isu-isu pernikahan yang kompleks, tren "Marriage is Scary" atau "Pernikahan Itu Menakutkan" mulai ramai dibicarakan di media sosial. 

Banyak orang, terutama generasi muda, mulai meragukan komitmen pernikahan setelah melihat berbagai masalah yang dihadapi oleh pasangan di sekitarnya, termasuk di kalangan influencer. 

Beberapa influencer yang dikenal luas telah mengungkapkan masalah keluarga mereka, termasuk KDRT, yang menyebabkan banyak orang merasa cemas untuk memasuki institusi pernikahan.

Media sosial sering kali menjadi ajang berbagi pengalaman hidup, dan banyak orang menggunakan platform ini untuk menceritakan kisah-kisah pribadi mereka. 

Ketika influencer berbagi tentang kegagalan pernikahan atau pengalaman traumatis akibat KDRT, hal ini dapat mempengaruhi pandangan orang lain tentang pernikahan. 

Akibatnya, semakin banyak individu yang merasa bahwa pernikahan bukanlah tujuan yang diinginkan, melainkan sebuah keputusan yang menakutkan dan penuh risiko.

Mengatasi Ketidakjujuran dan Konflik

Dalam banyak kasus, ketidakjujuran yang muncul dari topeng-topeng ini dapat menyebabkan konflik. Ketika pasangan tidak saling terbuka, potensi untuk salah paham meningkat. Hal ini dapat menimbulkan perasaan sakit hati dan ketidakpuasan, yang jika tidak ditangani dengan baik, dapat merusak hubungan. 

Mendorong keterbukaan dalam pernikahan bukanlah hal yang mudah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Penting untuk menciptakan lingkungan yang aman di mana pasangan merasa nyaman untuk mengekspresikan diri. 

Keluarga Sebagai Fondasi Masyarakat

Kokohnya kehidupan masyarakat ditentukan oleh lembaga terkecil, yaitu keluarga, yang memiliki dampak besar. Keluarga yang sehat dan harmonis akan melahirkan generasi yang kuat dan berdaya saing. 

Dengan demikian, setiap pernikahan yang berhasil dan terbuka akan memberikan kontribusi positif terhadap struktur sosial dan stabilitas masyarakat secara keseluruhan. 

Keluarga yang saling mendukung dan menghargai satu sama lain berfungsi sebagai contoh yang baik, yang kemudian dapat ditularkan kepada lingkungan di sekitarnya.

Terbukanya topeng-topeng dalam pernikahan adalah langkah penting untuk membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung. 

Dengan menciptakan lingkungan yang aman, mempraktikkan komunikasi yang efektif, dan saling menghargai, pasangan dapat mengatasi ketakutan dan keraguan yang mungkin menghalangi keterbukaan. 

Di dalam perjalanan pernikahan, selalu ada ruang untuk perbaikan dan pertumbuhan. Menghadapi tantangan bersama, saling mendukung dalam kesulitan, dan merayakan kebahagiaan adalah bagian dari proses membangun hubungan yang langgeng. 

Terbukanya topeng-topeng adalah langkah awal untuk menciptakan kehidupan pernikahan yang penuh cinta, kejujuran, dan pengertian yang mendalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun