Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Mulai Membuka Topeng-Topeng dalam Pernikahan

17 Oktober 2024   15:37 Diperbarui: 17 Oktober 2024   20:58 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan adalah lembaga utama yang dibentuk oleh Tuhan sebagai fondasi kehidupan bersama bagi pasangan. 

Ketika dua individu memutuskan untuk berkomitmen satu sama lain, mereka bukan hanya merayakan cinta, tetapi juga membangun sebuah hubungan yang penuh dengan tanggung jawab. 

Namun, di balik ikatan yang tampak harmonis ini, sering kali terdapat "topeng-topeng" yang dipakai oleh masing-masing pasangan. 

Topeng ini dapat diartikan sebagai perilaku atau sikap yang menyembunyikan kebenaran, harapan, dan ketakutan yang sebenarnya.

Topeng dalam konteks pernikahan tidak hanya sekadar metafora, tetapi juga mencakup berbagai emosi yang tidak terungkap. 

Banyak orang merasa perlu untuk menutupi sisi tertentu dari diri mereka, baik karena ketakutan akan penolakan maupun untuk menjaga citra diri di mata pasangan. 

Pentingnya Keterbukaan dalam Hubungan

Salah satu alasan utama mengapa terbukanya topeng-topeng dalam pernikahan sangat penting adalah karena dapat membangun kepercayaan yang kokoh antara pasangan. 

Ketika masing-masing pihak merasa aman untuk berbagi perasaan dan pikiran mereka, ini menciptakan iklim kepercayaan yang lebih dalam. 

Kepercayaan ini adalah fondasi dari hubungan yang sehat, di mana pasangan dapat saling mengandalkan satu sama lain dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Ahli pernikahan, seperti Dr. Gary Chapman, penulis buku "The 5 Love Languages," menekankan bahwa komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk membangun hubungan yang langgeng. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun