Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Megalomania" yang Mengaburkan Batas antara Realitas dan Ilusi

14 Agustus 2024   10:53 Diperbarui: 14 Agustus 2024   15:18 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku manipulatif dan dominan merupakan ciri kelima dari megalomania. Individu yang mengalami megalomania sering menggunakan teknik manipulasi atau perilaku dominan untuk mencapai tujuan mereka atau mempertahankan posisi superioritas mereka. 

Mereka mungkin mengendalikan atau memanipulasi orang lain dan situasi agar sesuai dengan keinginan mereka, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap orang lain.

Sebagai contoh, seseorang dengan megalomania mungkin menggunakan taktik manipulatif seperti menyebar informasi yang menyesatkan, memutarbalikkan fakta, atau menekan orang lain untuk mendukung agenda mereka. 

Perilaku ini sering kali didorong oleh kebutuhan untuk mempertahankan kontrol dan dominasi, mengabaikan dampak negatif terhadap hubungan dan lingkungan di sekitar mereka. Dampaknya termasuk kerusakan hubungan dan reputasi yang buruk, di mana mereka mungkin dikenal sebagai orang yang tidak dapat dipercaya.

6. Ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan

Ketidakmampuan untuk mengakui kesalahan adalah ciri keenam dari megalomania. Individu dengan megalomania biasanya mengalami kesulitan dalam mengakui kesalahan atau kekurangan pribadi. 

Mereka sering kali tidak mau menerima tanggung jawab atas kegagalan atau kesalahan yang mereka buat, dan lebih cenderung menyalahkan orang lain atau situasi eksternal.

Dalam praktiknya, ini berarti bahwa ketika terjadi kegagalan atau masalah, orang dengan megalomania mungkin mencari kambing hitam atau menyalahkan faktor-faktor di luar kendali mereka, alih-alih mengakui peran mereka sendiri dalam situasi tersebut. 

Ketidakmampuan ini sering kali menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional, karena tidak ada refleksi atau pembelajaran dari kesalahan yang dilakukan. Hal ini bisa menyebabkan kegagalan berulang dan kerugian finansial yang signifikan.

Tindakan Perlu

Ada beberapa hal penting untuk menghindari megalomania, penting untuk menjaga kesadaran diri dengan memahami kekuatan dan kelemahan secara jujur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun