Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Akademisi

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasih Allah Sebagai Sumber Sukacita Abadi

8 Agustus 2024   17:22 Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketaatan Abaraham

Contoh: Abraham (Kejadian 22:18) - Abraham menunjukkan ketaatan penuh terhadap perintah Tuhan untuk mengorbankan anaknya, Ishak. Meskipun perintah ini sangat menantang, Abraham mematuhi instruksi Tuhan dengan setia, yang mencerminkan konsep menjaga dan mengikuti perintah dalam tindakan nyata.

Frasa "takut akan Tuhan" dalam konteks Abraham sering diterjemahkan sebagai rasa takut atau memiliki rasa hormat yang mendalam terhadap Tuhan.

Dalam Kejadian 22:12, ketika Tuhan memanggil Abraham untuk mengorbankan Ishak, Tuhan mengatakan, "Sebab sekarang Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah."

Dalam hal ini, yr mencerminkan sikap Abraham yang tidak hanya merasa takut dalam arti ketidakberdayaan, tetapi lebih pada rasa hormat dan kepatuhan yang mendalam terhadap Tuhan.

Dalam Ibrani kuno, rasa takut ini lebih berkaitan dengan menghormati dan menghargai kekuatan serta otoritas Tuhan. Ini menunjukkan bahwa Abraham memiliki kesadaran yang mendalam akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan, yang mengarah pada ketaatan tanpa syarat.

Jadi, dalam bahasa Ibrani, "takut akan Tuhan" menggambarkan hubungan Abraham yang penuh rasa hormat dan iman yang mendalam, di mana rasa takutnya adalah bentuk penghormatan dan kesetiaan yang total kepada Tuhan.

Yohanes 15:11

"Semua ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacita kamu menjadi penuh."

Dalam Yohanes 15:11, kata "sukacita" dalam bahasa Yunani adalah "chara," kata ini berarti "sukacita" atau "kegembiraan". 

Dalam konteks ayat ini, "chara" merujuk pada perasaan sukacita yang mendalam dan penuh yang dihasilkan dari tinggal dalam kasih Yesus dan mengikuti perintah-Nya. Ini adalah sukacita yang berakar dalam hubungan yang intim dan penuh kasih dengan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun