Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Akademisi

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasih Allah Sebagai Sumber Sukacita Abadi

8 Agustus 2024   17:22 Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dari robot yang hanya mengikuti perintah buatan manusia, iman Kristen memerlukan kesadaran, keputusan, dan komitmen yang tulus dari hati setiap individu. 

Ini adalah perjalanan spiritual yang melibatkan pertumbuhan, refleksi, dan interaksi yang konsisten dengan Tuhan, bukan sekadar menjalankan perintah tanpa pemahaman atau kesadaran.

Prinsip Kasih Sejati

Yohanes 15:9, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikian juga Aku mengasihi kamu. Tinggallah dalam kasih-Ku."

 Ayat ini menekankan bahwa kasih Yesus kepada murid-murid-Nya adalah cerminan dari kasih yang telah ditunjukkan Bapa kepada-Nya. Kasih ini memiliki kedalaman dan kualitas yang sama, yaitu kasih yang mendalam, penuh pengorbanan, dan tanpa syarat. 

Yesus ingin agar murid-murid-Nya memahami betapa besar kasih yang Ia miliki, yang tidak berbeda dari kasih Bapa, yang merupakan kasih sejati dan ilahi.

Frase "Aku mengasihi kamu" menunjukkan kasih yang kuat dan abadi yang Yesus tunjukkan kepada murid-murid-Nya. Kasih ini bukan hanya sekedar perasaan, tetapi juga sebuah komitmen yang penuh dengan pengorbanan dan kesetiaan. 

Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk tinggal dalam kasih-Nya, yang berarti hidup dalam hubungan yang intim dan terus-menerus dengan Dia, menjaga kasih itu agar tetap hidup dalam kehidupan mereka sehari-hari. 

Dengan tinggal dalam kasih-Nya, mereka dapat merasakan dan mengalami kedalaman kasih yang Yesus berikan, sama seperti kasih yang telah Ia terima dari Bapa-Nya.

Kasih yang Yesus tunjukkan kepada murid-murid-Nya adalah kasih yang mendalam dan tanpa syarat, sering kali disebut sebagai kasih ilahi atau agape. Kasih ini bukan sekadar perasaan, melainkan sebuah komitmen yang kuat dan abadi.

Yesus menunjukkan bentuk kasih ini kepada murid-murid-Nya dengan cara yang tulus, menekankan bahwa kasih tersebut adalah esensi dari hubungan mereka dengan-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun