Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Akademisi

Memiliki minat dalam bidang sosial, iptek, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berhenti Merokok! Trauma Terpapar Kanker!

29 Juli 2024   10:43 Diperbarui: 31 Juli 2024   23:24 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Meskipun manfaat berhenti merokok mungkin baru terasa setelah sekitar 10 tahun, risiko kematian akibat kanker paru-paru dapat berkurang hingga 50%. 

Selain itu, sepuluh tahun setelah berhenti, risiko kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, kandung kemih, ginjal, dan pankreas juga akan menurun secara signifikan.

Merokok dan Pergaulan 

Di dusun kami, merokok telah lama menjadi bagian dari budaya pergaulan. Tradisi ini terlihat jelas ketika bapak-bapak atau anak-anak muda berkumpul dalam pertemuan, pergi ke ladang, atau sekadar menghabiskan waktu bersama tetangga. 

Rokok seringkali menjadi elemen tak terpisahkan dari aktivitas sosial mereka, seakan-akan menjadi alat komunikasi yang mempererat hubungan antar sesama.

Di samping itu, kebiasaan ini juga terlihat di rumah-rumah warga, di mana mereka sering mengonsumsi teh atau kopi dengan tambahan gula yang sangat manis. Tradisi ini tidak hanya berkontribusi pada kebiasaan merokok tetapi juga mempengaruhi pola makan dan minum yang dapat berdampak buruk pada kesehatan. 

Merokok diketahui memiliki banyak risiko kesehatan, termasuk meningkatkan kemungkinan terkena kanker dan penyakit pernapasan. Ditambah dengan konsumsi minuman manis yang berlebihan, risiko terhadap gangguan kesehatan semakin meningkat. 

Kesadaran akan dampak buruk ini sering kali masih kurang, sehingga perubahan perilaku menjadi tantangan besar.

Sebagaimana diketahui bahwa Indonesia adalah negara dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia, berada di posisi ketiga setelah Cina dan India menurut Kemenkes RI pada tahun 2018. Data dari survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki jumlah perokok aktif terbesar, dengan prevalensi perokok laki-laki mencapai 67% dan prevalensi perokok perempuan sebesar 2,7%.

Jauhkan Penyintas Kanker dari Asap Rokok

Dalam pengalaman saya mendampingi istri yang merupakan penyintas kanker payudara, kami rutin melakukan kontrol ke dokter. Selama setiap kunjungan, dokter selalu menekankan pentingnya menjauhi asap rokok sebagai langkah krusial untuk mencegah kanker. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun