Mohon tunggu...
Obed Mangunsong
Obed Mangunsong Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Pelajar

Menggambar / karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kutukan

3 Agustus 2024   21:00 Diperbarui: 3 Agustus 2024   21:03 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu Sabtu yang cerah, hiduplah seorang remaja Bernama Moralis. Dirinya diajak teman apartemenya untuk mengunjungi sebuah hutan yang tak jauh dari perkotaan. Mora memutuskan untuk menuju ke hutan keesokan harinya. Mora hidup sebatang kara, demi memenuhi kebutuhan hidupnya ia bekerja sambil. 

Esok Minggunya ia berangkat  pagi-pagi menuju hutan yang dimaksud Salus. Ia pergi menuju ke sana menggunakan mobil bersama Salus teman satu apartemennya. 

Mereka segera pergi dari apartemen menuju ke hutan. Perjalanan mereka berlangsung cukup lama. Setelah mengemudi sekian lamanya akhirnya mereka tiba di hutan yang dimaksud. Hutan tersebut Bernama Hutan Somnium. Tak lama kemudian mobil mereka mengalami sebuah kendala. Mesin mobil mereka tiba-tiba saja mati. 

Mereka mencoba untuk mencari bantuan tetapi hutan itu benar-benar kosong. Ponsel mereka pun tidak menerima satupun sinyal. Mereka memutuskan untuk berkeliling hutan tersebut. 

Tak lama berkeliling mereka menumakan sebuah desa, desa tersebut dihuni oleh beberapa penduduk. Tampaknya mereka cukup tertutup dengan mereka. Mereka mencoba untuk meminta pertolongan dari warga namun, mereka hanya mentatapnya dan tidak mau membuka mulut mereka. 

Mora dan Salus merasa tempat ini sangat aneh. Akhirnya seseorang berbicara kepada mereka, ia memperkenalkan dirinya sebagai Diffdentia. 

Mora dan Salus meminta bantuan kepada pria itu namun, dirinya bling bahwa sia-sia saja. Tempat ini telah dikutuk sehingga tak seorangpun bisa keluar dari hutan ini. Sudah 10 tahun saya terkhir menuju ke sini namun, tetap saja saya tak bisa keluar. 

Mora dan Salus skeptis akan perkataan pria tersebut dan memutuskan untuk pergi dari desa tersebut. Anehnya mereka malah kembali lagi ke desa tersebut. “Sudah kubilang sia-sia saja kalian pergi,” Kata pria itu. 

Mora dan Salus mulai mempercayai perkataan pria itu. Pria itu kemudian mengajak mereka menuju suatu tempat. Tibalah mereka di rumah yang lebih besar dari rumah-rumah lainnya. Di sana mereka diajak masuk oleh pria itu, ternyata mereka dibawa masuk ke dalam rumah kepala desa. 

Di rumah itu mereka disambut dengan sangat baik oleh kepala desa. Pak kepala desa memperkenalkan dirinya sebagai Pueri. Dirinya merupakan kepala desa dan pastor di desa tersebut. Dirinya menjelaskan bahwa des aini dulunya adalah desa normal yang terletak di hutan. Sampai suatu hari sebuah kutukan muncul dan membuat orang-orang di dalam desa tidak bisa pergi keluar. Kutukan ini juga membuat orang diluar desa terjebak di dalamnya, salah satunya adalah Bapak Diff. Pak Pueri mempersilahkan mereka untuk tinggal dirumahnya sementara waktu. 

Dirinya juga menugaskan mereka agar beradaptasi dengan lingkungan dan warga desan. Mora dan Salujs  memutuskan untuk beristirahat menunggu esok hari dan Diff kembali menuju rumhnya. Esoknya Mora dan Diff bangun cukup pagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun