Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Karena Novel Siti Nurbaya

25 Juni 2024   11:37 Diperbarui: 25 Juni 2024   11:52 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oo, ceritanya kehilangan novel tuh. Nanti pinjam aja ke Rio!"

"Ih, Rani. Kamu ada-ada saja." Sinta terus bergegas ke ruang kerja Ibu perpus.

Sesampai di depan meja kerja, Sinta melihat ibu perpus sedang santai. Kesempatan itu Sinta manfaatkan untuk bertanya. "Bu, apakah ada siswa yang pinjam buku novel Siti Nurbaya tadi?"

"Hmmm...Coba ibu lihat catatan pinjaman dulu."

Sambil membuka buku peminjam Ibu perpus menatap dan membuka nama-nama peminjam. "O, ini ada Sinta. Ni, catatan ke dua puluh. Namanya Rio. Kelas 9c."

"Terimakasih bu. Saya mau pinjam buku ini saja." Sinta menyodorkan buku.

Perasaan Sinta deg-degan. Dari kapan dia suka novel? Bukankah dia suka baca buku kimia dan biologi? Aku dengar dia cari kedokteran. " Tapi...apakah Rio tidak berhak membaca baca novel juga?" Pikir Sinta.

Tidak berselang lama, Sinta dan Rani barengan keluar dari ruangan perpustakaan. Mereka kemudian mengikuti pelajaran terakhir yaitu mata pelajaran kesenian selama dua jam pelajaran.

Waktu tidak terasa. Bunyi bel sekolah terdengar. Teng...teng...teng... itu pertanda bel pulang sekolah. Siswa bersamaan keluar ruangan. Mereka rebutan cari bemo jemputan. Tak disangka Sinta berpapasan dengan Rio. Sikap Sinta biasa saja. Sinta sempat melirik kaca mata tebal yang dipakai Rio. Pantesan juga dapat juara umum dari kelas IPA. Biasanya para juara ngumpul di kelas IPA1.

Rani pindah berdiri agak jauh. Takut diledekin teman-teman. Bemo jemputan telah tiba. Sinta naik bersama Rani. Sekitar 10 meter, tahunya Rio naik ke bemo yang sama. Sialnya lagi Sinta duduk berhadapan. Hati Sinta deg-degan, disaat Rani mulai senyum-senyum. "Pasti dia ledekin aku." Pikir Sinta.

Bener aja, Rani mulai berulah.
"Sin, bagaimana buk perpus tadi? Dia tahu ada yang mengambil novel yang mau kau pinjam?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun