Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perang Pandan, Bukti Kesatria Sejati

10 Juni 2024   19:20 Diperbarui: 10 Juni 2024   20:25 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, kebetulan Bus yang Saya tumpangi dari terminal Ubung sudah penuh."

Kami pun ngobrol beberapa hal sebelum diantar ke rumah kepala desa.

Kurang lebih tiga puluh menit, saya sudah sampai di rumah kepala desa. Dalam perjalanan Aku menikmati pemandangan yang indah. Jalan berliku dan di kanan kiri dipenuhi tanaman tinggi dan rimbun. Terdengar siulan burung bertengger dan saling berlompatan di dahan.

Tidak lama Aku tiba di rumah kepala desa. Sesaat aku terpana oleh sambutan seorang gadis. Hmm, cantiknya.

"Silahkan masuk Pak. Duduk dulu, saya buatkan teh." Katanya

"Maaf boleh Aku minta kopi? Di sini lumayan dingin." Kataku sambil memandangi gadis itu.

"O, maaf. Boleh Pak. Tunggu sebentar." Gadis itupun bergegas ke dapur.

Aku berpikir, kenapa Aku dibilang bapak ya. Apa wajahku terlihat tua?

"Ini Pak. Kopinya. Kalau pahit, bilang ya. Nanti saya tambahin gulanya."

Belum sempat menyaut, gadis itu telah pergi. Jadilah Aku merenung sendiri sambil meminum kopi disertai sebatang rokok.

"Pak, nanti tidur di kamar timur itu. Bisa kok bertiga. Kamarnya sudah saya bersihkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun