Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perang Pandan, Bukti Kesatria Sejati

10 Juni 2024   19:20 Diperbarui: 10 Juni 2024   20:25 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perang Pandan, Bukti Kesatria Sejati
DN Sarjana

"Silahkan lihat di papan pengumuman masing-masing fakultas, di mana kalian dapat tempat KKN. Keberangkatan terakhir menuju desa yang dituju awal Maret." Demikian pengumuman terpasang di papan rektorat.

Dua hari kemudian kami saling kontak dari mulut ke mulut. Maklum, mana ada gaway di masa itu. Ya, tahun 1985. Kebetulan saja Aku  bertiga dapat desa yang sama. Kamipun bersama minta surat tugas kepada Dekan.

Aku bersama Manik dan Budiasa mendapat KKN disalah satu desa tua di Bali yang merupakan desa Bali Aga yaitu Desa Tenganan. Desa ini memiliki tradisi unik yang disebut Perang Pandan dikenal dengan nama Mekar-Kar atau Magrt Pandan.

Upacara perang pandan ini, memakai senjata pandan berduri yang perlambang sebuah gada yang dipakai berperang, diikuti oleh para lelaki baik itu anak-anak, dewasa maupun orang tua. Upacara perang pandan dirayakan setiap bulan 5 kalender Bali.

Prosesi perang pandan atau mekar-kar sebagai bentuk persembahan  menghormati para leluhur dan juga Dewa Indra sebagai Dewa Perang, yang bertempur melawan Maya Denawa seorang raja yang sewenang-wenang, dan melarang rakyat menyembah Tuhan.

"Kita bertemu di sana aja ya. Aku tidak punya motor. Aku akan naik bus ke Karangasem. Katanya Desa Tenganan berada di pinggir jalan besar. Nanti cari rumah tinggal, Aku naik ojek aja." Teman-teman mengiyakan.

Aku ingat hari itu Senin, 20 Maret 1985 sekitar pukul sembilan pagi, Aku sudah sampai di tempat. Aku langsung menuju kantor desa.

"Selamat pagi. Saya Dewo, salah seorang mahasiswa KKN."

"Oh, ya. Silahkan duduk. Pagi benar sudah nyampe?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun