Begitulah malam pertama mereka lalui. Pagi ini mereka berkemas untuk tugas masing-masing.
"Teman-teman kita makan bersama dulu. Selanjutnya silahkan beraktifitas sesuai dengan target." Kata Indra yang menjadi kordinator.
Waktu terus berlalu. Mereka harus gantian diantar. Maklum, yang bawa motor hanya Dewo dan Indra.
"Dewo, kamu bonceng dulu Ayuk ya. Dia kan berdekatan kegiatan dengan kamu."
"Aku yang nganter? Bagaimana kalau Indra aja. Aku yang bonceng Ratih." Jawab Ku, walau dalam hati ada rasa syukur dapat bonceng Ayuk yang dia idolakan.
"Ya sudah berangkat. Ndak boleh rewel kayak anak kecil!"
"Waduh, tegas banget Indra." Pikirku sambil menyuruh Ayuk naik boncengan.
"Pelan-pelan Dewo. Jalannya jelek," kata Ayuk sambil mengencangkan pegangan di pinggang Ku.
"Ini sudah pelan. Tapi jalannya yang rusak." Dalih Ku.
Aku yang jurusan keguruan memang pas melakukan kegiatan menyasar anak-anak bersama Ayuk yang jurusan kesehatan masyarakat. Kami menata tempat bermain dan Taman Kanak-Kanak, serta melaksanakan pembinaan kesehatan lingkungan kepada masyarakat.
"Ayuk, kamu perhatikan ndak ibuk yang sudah usia itu. Tatapannya serem. Rambutnya seperti gimbal. Itu ciri-ciri,"