Sesudah saya keluar dari tangga belalai, saya disambut seorang pramugari yang sambil berulang kali menanyakan, "To Jakarta?" ke setiap penumpang.
Saya menghampirinya, lalu menjawab singkat, "Yes."
Kemudian, wanita tersebut memberikan boarding pass baru dengan nomor penerbangan Cathay Pacific CX 777, keberangkatan 24 Oktober 2017 pukul 9.20 pagi. Berarti secara halus saya diinformasikan bahwa saya sudah ketinggalan pesawat pukul 7 malam dan harus menginap di hotel atau ruang tunggu bandara bila mau gratisan hingga esok pagi.
Ngomong-ngomong, pihak maskapai sama sekali tidak memberikan fasilitas penginapan gratis walaupun saya tertinggal akibat bencana taifun di Jepang, bukan kecerobohan sendiri.
Saya memutuskan untuk menginap di Plaza Premium Lounge di south departure hall dalam HKIA yang dapat disewa untuk 1, 2, 5 hingga 12 jam. Karena harus menunggu semalaman, saya menyewa untuk 12 jam seharga US$ 100 (Rp. 1.400.000). Walaupun lebih mahal daripada hotel karena durasi menginapnya lebih pendek, saya lebih hemat waktu dan mengurangi resiko ketinggalan pesawat.
Secara menyeluruh, Plaza Premuim Lounge memiliki fasilitas yang lengkap, seperti buffet 24 jam, wi-fi, kamar mandi, televisi dan sofa-sofa yang nyaman untuk beristirahat.Â
Yang membedakan lounge dengan hotel adalah saya harus berbagi ruangan dengan pengunjung lain dan tidak ada fasilitas ranjang di lounge. Ternyata, hanya lounge tertentu yang menyediakan ranjang dan pastinya bukan di HKIA.Â
Memang agak kurang nyaman tidur dengan posisi duduk. Namun, akhirnya tertidur juga dengan berjalannya waktu dan rasa letih.
Saya bersyukur bahwa jadwal kepulangan pesawat di pagi berikutnya tidak ada perubahan sama sekali, boarding pukul 9.20 dan berangkat pukul 10.10. Jadi saya tidak harus lagi membuang waktu lebih lama atau melanjutkan tidur di kursi tunggu penumpang bandara. Pada pukul 2 siang, akhirnya saya tiba di Jakarta dengan selamat.
Sebetulnya bila ada uang lebih, saya akan dengan senang hati meluangkan waktu untuk jalan-jalan lagi di Hong Kong karena saya mendapatkan visa on arrival selama 6 hari setibanya saya di sana. Sayangnya, kenyataan mengatakan sebaliknya. Maka, mau tak mau saya batalkan niat tersebut di sementara waktu hingga kondisi keuangan saya membaik.