***
"Kulit kamu seperti bayi, Dik." Seorang lelaki membelai pipiku lembut ketika aku mencium tangannya usai salat Tarawih berjamaah di rumah. Kasus Covid-19 yang kian meningkat dan aturan PPKM membuat kami tidak boleh melakukannya di masjid.
"Aku cantik, kan?" tanyaku manja.
"Iyalah," jawabnya seraya tersenyum. "Mas lanjut, ya. Nanti kalau salat Witir, Adik ikut lagi," imbuhnya.
Lelaki itu pun berdiri kemudian khusyuk melanjutkan salat Tarawih hingga 20 rakaat. Aku hanya mengikutinya sampai delapan rakaat. Tanpa sadar senyumku tersungging tipis. Pada akhirnya, aku mendapatkan sosok laki-laki yang tidak diharapkan Bapak. Berbeda pandangan soal beribadah, bagiku itu bukan masalah. Satu hal yang terpenting, dia mencintaiku. Semoga selamanya. [am]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H