Apakah Allh akan mengampuniku? Sungguh aku lelah. Hidup sendirian hampir selama tujuh tahun bukanlah hal mudah.
Malam itu, pesannya datang lagi. Kuberi nama sebuah kurir kargo yang biasa mengantar paket belanjaku. Kucoba mengabaikannya. Tergoda ingin membukanya. Kuulur waktu sambil mengamati status-status teman di media sosial. Mataku pun tertuju pada satu gambar yang diunggah kawanku.
"Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allh, niscaya Allh akan memberi ganti kepadamu dengan yang lebih baik." (HR Ahmad).
Mataku pun berpaling ke notifikasi pesan yang kembali muncul di layar ponsel.
[De, lagi apa? Tidur, ya?]
Aku harus apa?
Kupejamkan mataku. Rasa ini telanjur tumbuh. Bagaimana caranya meredupkan kembali perasaan yang mulai bersinar. Berat. Benar kata orang bahwa jatuh cinta itu hanya butuh sepersekian detik, tetapi meninggalkannya butuh tekad kuat yang lebih dari cengkeraman gigi graham.
Namun, terkadang teguran terhadap orang lain adalah nasihat untuk kita sendiri. Jika aku tidak mengetahui maksud-Nya, mungkin hanya dari berbalas pesan akan berlanjut ke pertemuan dan kontak fisik. Na'udzubillah.
Allh ... Engkau lindungiku dari dosa yang lebih besar. Engkau tutup jalan maksiat sehingga aku tidak jadi hancur atas kelakukanku. Jika bukan karena pesan rahasia-Mu, mungkin aku sudah terpuruk saat ini.
Tanpa ragu kublokir nomor itu. Kututup akses agar ia tidak lagi menghubungiku. Kuhapus semua foto diriku di media sosial. Jangan sampai ada lagi yang melihat wajahku. Siapa pun. Apalagi orang itu bukan halalku.
Kutinggalkan dia dengan bismillh. Kutinggalkan dia karena Allh. Kutinggalkan masa laluku yang terlihat indah, tetapi samar. Sesungguhnya keindahan itu ada di depan mataku. Keindahan yang tak pernah bisa dibayar oleh waktu. Seorang anak laki-laki yang lucu.