Mohon tunggu...
Iba Mabako
Iba Mabako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Luka Lama

20 Maret 2023   13:38 Diperbarui: 20 Maret 2023   14:04 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : BestHdWallpapper

"Kenapa kalian baru datang sekarang?"
Tanya bibi menggertak, sambil menghampiri.

Tanpa kami sadari, telapak kanannya telak menyambar pipi.

Plak! Keras sekali.

"Apa yang bibi lakukan, hah!?" Teriak kakak, berusaha melerai.

Tangannya mengacung, menunjuk ke ruang ICU. "Kemana saja kamu!? Lihat bapakmu didalam... Lihat!"

Semua mata langsung tertuju kepada kami. Kakak langsung menyeretku masuk tidak menggubrisnya. Tapi, tiba-tiba langkah kami terhenti. Kerumunan dokter ramai berkumpul. Terlihat tubuh bapak terkulai di ranjang. Mulutnya pucat menganga. Matanya sudah tertutup. Aku menatapnya termangu. Tapi, salah satu dari mereka menghampiri kakak.
"Apakah yang bersangkutan dari keluarga pasien?" Tanya dokter itu.

Kakak mengangguk.

"Maafkan kami. Sungguh, kami sudah berusaha se-maksimal mungkin. Dia terkena vertigo sentral akut. Dan nyawanya tak terselamatkan lagi."

Demi mendengar kalimat itu, tubuhku berderak jatuh. Tak sadarkan diri.

***

Cahaya lampu masih terlihat buram. Mataku menyipit lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun