"Ini nasi porang, saya sudah lama makan ini," kata Pak Olly sembari memamerkan isi wadah yang berisi nasi porang tersebut.
Nasi Porang ini, katanya lagi, rasanya hambar tetapi lebih sehat dengan kadar gula yang sangat rendah.
Impresi pertama saya tentang Pak Olly dan Pak Steven adalah orang yang ramah. Mereka memperlakukan kami dengan sangat baik dan berusaha menghibur dengan guyonan khas.
Mereka juga bercerita terkait pencalonan Pak Steven dan Pak Denny Tuedjeh yang baru saja mendapatkan nomor urut 3 di Pilgub Sulut 2024. Pasangan ini mendapatkan dukungan penuh dari Pak Olly karena dianggap paslon yang paling paham dan berpengalaman serta tahu kemana arah pembangunan Sulut selanjutnya.
Obrolan kami yang berlangsung hampir satu jam itu harus diakhiri karena Pak Olly dan jajarannya harus menghadiri rapat yang cukup mendadak, padahal waktu sudah menunjukkan hampir jam 21.00 waktu setempat.Â
"Gak ada capeknya ya?!," pikir saya hehe....
Kami pun kembali ke hotel di Kota Manado.
Di hari berikutnya, saya dan Mas Osdar berniat untuk membuat rekaman video untuk mewawancarai Pak Olly di kediamannya di Kolongan. Makanya, sejak pagi hari sudah siap berangkat ke Kolongan.
Tiba pukul 09.00 di Kolongan, kami langsung diajak sarapan oleh Pak Olly dengan hidangan Tinutuan hangat atau Bubur Manado yang ditaburi bawang goreng beserta menu pelengkap lainnya, seperti tahu dan ikan goreng.Â
Tidak lupa buah semangka merah tanpa biji sebagai pencuci mulut.
"Ayo dicoba, ini tanam sendiri, tanpa biji dan manis," Kata Pak Olly seraya menawarkan semangka yang baru dikeluarkan dari lemari pendingin.