Bahkan, lebih dari 20 ribu komentar mengisi percakapan di Kompasiana di tiap bulannya. Dahsyat bukan?!
Meski masih dirundung ketidakstabilan performa mesin, kondisi Kompasiana saat ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Terbukti, dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, pertumbuhan jumlah pendaftar baru di tiap bulannya selama 4 bulan terakhir menunjukkan performa terbaik.
Artinya, Kompasiana terus berproses dan tumbuh. Mengakselerasi performa ke arah yang terbaik.
Akselerasi
Awal tahun 2017 mulai mengemuka dialog seputar "mau dibawa kemana Kompasiana?".
Tanya yang jumlahnya tidak sedikit itu merupakan respon dari mundurnya (pensiun dini) Pepih Nugraha selaku nahkoda selama delapan tahun sejak ia bidani sendiri kelahiran Kompasiana.
Penggantinya, Iskandarjet (2017) yang kemudian dilanjutkan oleh saya (2018) terus berpikir keras kemana dan akan menjadi seperti apa Kompasiana selanjutnya, sembari melihat tantangan dan peluang di masa mendatang.
Selain mengusung slogan "Beyond Blogging" pada awal 2017, Kompasiana juga telah meluncurkan beberapa  inisiatif. Meskipun tidak semuanya berbuah manis.
Pertumbuhan produk digital berbasis user generated content (UGC) seperti Kompasiana sangat masif. Tidak lagi didominasi oleh usaha rintisan tetapi korporasi besar pun mulai tergiur berebut kue bisnis di piring yang sama.
Anda bisa listed down sendiri mana saja produk-produk yang dimaksud.
Seolah berebut pasar, posisi Kompasiana sebagai market leader tidaklah selalu menguntungkan. Ia harus berupaya sekuat tenaga agar tidak tersisih di kemudian hari. Tidak sekadar hanya mempertahankan!