Mohon tunggu...
nurul hasanah
nurul hasanah Mohon Tunggu... Guru - guru

Nonton

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Penelitian (Best Practice) PPG Daljab Angkatan 3 Tahun 2023

22 Februari 2024   18:55 Diperbarui: 22 Februari 2024   19:00 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LAPORAN PENELITIAN

(BEST PRACTICE)

 

 

 

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI KELAS X TF 2 PADA MATERI PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

Disusun Oleh :

NURUL HASANAH, S.Pd

PROGRAM PEDIDIKAN PROFESI GURU

DALAM JABATAN ANGKATAN 3

 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

 DINAS PENDIDIKAN 

SMK NEGERI 1 SAMPANG 2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur   penulis   panjatkan   ke   hadirat   Tuhan   Yang   Maha Esa,   karena   atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Best Practice yang berjudul IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI KELAS X TF 2 PADA MATERI PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

Adapun tujuan Penulisan best practice ini adalah untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran IPAS Pada Materi Perubahan Fisika Dan Perubahan Kimia.

Penyusunan best practice ini sebagai salah satu kegiatan dari program Pendidikan Profesi Guru (PPG) DALJAB Angkatan 3 Tahun 2023.

Dalam penyusunan best practice ini penulis menemukan berbagai macam kendala, namun atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak kendala-kendala tersebut dapat teratasi. Dengan demikian sepantasnyalah penulis mengucapkan terima kasih kepada;

  • Kepala SMK Negeri 1 Sampang
  • Dosen dan Guru Pamong
  • Ibu Sri Ismawati, S.Pd selaku Observer
  • Siswa-siswi Kelas X TF 2 SMK Negeri 1 Sampang
  • Semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini.

Akhirnya kepada Allah lah penulis serahkan segala amal baik mereka yang telah membantu penulis, semoga mereka mendapat pahala yang berlipat ganda.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan best practice ini masih sangat jauh dari sempurna, maka peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan best practice ini.

Semoga best practice ini bermanfaat untuk kita dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikan di SMK Negeri 1 Sampang

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR DOKUMENTASI

BIODATA PENULIS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Jenis Kegiatan
  • Manfaat Kegiatan

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

  • Tujuan dan Sasaran
  • Bahan Materi Kegiatan
  • Cara Melaksanakan Kegiatan
  • Media dan Instrumen
  • Waktu dan Tempat Kegiatan

BAB III HASIL KEGIATAN

  • Hasil
  • Masalah yang Dihadapi
  • Cara Mengatasi Masalah

BAB IV PENUTUP

  • Simpulan
  • Saran

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah penulisan best practice ini adalah rendahnya minat belajar peserta didik dalam pembelajaran IPAS, hal ini dikarenakan kebiasaan  peserta didik yang senang hanya menerima pembelajaran dari guru tanpa adanya rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi yang akan dipelajarinya. Hal ini dapat terlihat dari kurang aktifnya peserta didik dalam merespon pertanyaan guru, peserta didik lebih suka menunggu jawaban dari temannya saja, tidak semua peserta didik aktif saat kegiatan diskusi kelompok dan kebanyakan hanya peserta didik yang pintar yang aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan penelitian Pajri (2022), didapatkan hasil bahwa minat belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari karakter perta didik itu sendiri, karena kurangnya kebiasaan dalam proses pembelajaran sehari-hari. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah suasana belajar yang kurang kondusif, metode pembelajaran yang digunakan monoton dengan metode ceramah. Pada materi IPAS kususnya yang mengharuskan banyak kegiatan praktikum tidak bisa terlaksana dengan maksimal, sehingga peserta didik tidak bisa melihat secara kontekstual manfaat materi yang dipelajari. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu yang ada, sarana dan prasarana belum optimal, kurangnya penerapan model-model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran.

Mengacu  pada permasalahan -- permasalahan di atas, maka diperlukan adanya  suatu alternatif pemecahan masalah yang dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran, sehingga minat belajar peserta didik terutama peserta didik yang lambat belajar dapat lebih meningkat dari sebelumnya. Sebagai salah satu solusi yang dapat dilakukan berkaitan dengan permasalahan di atas adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang lebih menarik bagi peserta didik dan dapat memfasilitasi siswa lambat belajar untuk lebih aktif sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat. Model pembelajaran yang akan diterakpakan adalah model pembelajaran Problem  Based Learning (PBL). Model pembelajaran ini juga didukung dengan penggunaan media pembelajaran  yang dibuat semenarik mungkin hingga membuat peserta didik tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, penulis mendokumentasikan deskripsi praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai upaya pengembangan pembelajaran untuk  meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPAS  dalam   sebuah Best Prcatice yang berjudul " Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Di Kelas X Tf 2 Pada Materi Perubahan Fisika Dan Perubahan Kimia"

  • Jenis Kegiatan

Kegiatan dilaporkan dalam laporan kegiatan pembelajaran IPAS Kelas X TF 2 di SMK Negeri 1 Sampang

  • Manfaat Kegiatan

Manfaat penulisan Best Practice ini adalah untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran IPAS.

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

  • Tujuan dan Sasaran

Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik penulis dalam mengimplementasikan model pembelajaran PBL.

  • Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah peserta didik kelas X TF 2 semester 1 di SMK NEGERI 1 SAMPANG sebanyak 20 orang.
  • Bahan Materi Kegiatan

MAPELIPASCapaian PembelajaranDi akhir fase E, Aspek ini meliputi dasar -- dasar besaran dan pengukuran, sifat zat yang dibedakan secara kimia dan fisika, ciri -- ciri dan perubahan zat secara fisika dan kimia, serta penggolongan zat menjadi unsur, senyawa, campuran dan pemisahan campuran yang bermanfaat secara ekonomis.

  • Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah dengan mengimplementasikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

  • Berikut ini adalah Langkah -- Langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis :

1. Melakukan Koordinasi dengan Kepala sekolah tentang pelaksanaan PPG dan PPL siklus 1.

2. Melakukan wawancara kepada kepala sekolah, Wakil Kepala bagian kurikulum serta pakar tentang model pembelajaran Problem Based Learning yang akan penulis terapkan dan meminta saran serta masukan

3. Melakukan kajian literatur tentang Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk menambah wawasan penulis dalam menunjang pelaksanaan PPL siklus 1

4. Menyusun Perangkat pembelajaran yang terdiri dari Modul Ajar, LKPD, Media Ajar, Asssement dan Bahan Ajar.

5. Menentukan pendekatan saintifik dan model PBL dengan metode pengamatan Video, Diskusi, Studi lietaratur dan presentasi materi tentang Perubahan FIsika dan Perubahan Kimia.

6. Melibatkan rekan sejawat Guru (Ibu Sri Ismawati) selaku obsever dalam kegiatan PPL siklus 1.

  • Media dan Instrumen

Bahan       : Cetak dan Elektronik

Alat           : LCD Projector, Papan tulis, Spidol ,Laptop, Gambar, Alat dan bahan praktikum

  • Wakktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan PPl siklus 1 dilaksanakan pada hari jum'at tanggal 08 desember 2023 bertempat di Kelas X TF 2 SMK NEGERI 1 SAMPANG.

BAB III

HASIL KEGIATAN

  • Hasil

Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.

- Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning mengharuskan peserta didik aktif selama proses pembelajaran.

- Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran C meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berdiskusi. 

- Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis menggunakan model pembelajaran konvensional sehingga menyebabkan suasana  kelas cenderung sepi dan serius. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana  peserta didik dapat  menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir peserta didik. Tak hanya itu,  materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru.

- Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik dengan mengimplementasikan Model Pembelajaran Problem Based Learning. Dalam pembelajaran ini pemahaman peserta didik tentang pperubahan fisika dan perubahan kimia benar-benar dibangun oleh peserta didik melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.

- Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Problem Based Learning  yang diterapkan dengan video berisi permasalahan mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah. Sebelum menerapkan Problem Based Learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku peserta didik. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku      teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks Dengan menerapkan Problem Based Learning, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.

  • Masalah yang Dihadapi

Masalah yang dihadapi adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model Problem Based Learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, peserta didikpun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah.

 

  • Cara  Mengatasi Masalah

Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning.dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang   apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir kritis berdasarkan masalah.

BAB IV

PENUTUP

  • Simpulan

Pada pelaksanaan praktik pembelajaran siklus 1 guru menerapkan model pembelajaran dengan berbasis pemecahan masalah (Problem based learning) dinilai sangat efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran IPAS, karena dengan penerapan model pembelajaran tersebut peerta didik lebih terlibat aktif berkolaborasi dan lebih berfikir kritis untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru serta lebih percaya diri saat menyampaikan hasil dari pemecahan masalah

Dengan penyusunan modul ajar secara sistematis dan cermat, pembelajaran dengan model pembelajaran Problem based learning yang dilaksanakan tidak sekadar membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran , tetapi juga mengintegrasikan budaya literasi .

  • Saran

Guru dalam mengajarkan mata pelajaran IPAS selalu berusaha mencari variasi model belajar yang memberi keaktifan peserta didik, dan keterampilan proses peserta didik. Dengan variasi model belajar niscaya akan menjadikan peserta didik lebih berminati dan mendapatkan hasil mencapai ketuntasan.

Peserta didik hendaknya harus selalu aktif dalam proses pembelajaran. Dengan aktif mandiri akan diperoleh konsep yang benar-benar mendalam.

Bagi penentu kebijakan hendaknya bersifat responsif, memberi fasilitas sarana dan prasarana yang cukup untuk membantu guru kreatif melakukan pembelajaran.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1      :  Foto Kegiatan

Lampiran 2      :  Modul Ajar

Lampiran 3      : LKPD

Lampiran 4      : Bahan Ajar

Lampiran 5      : Soal Pretest & Soal Postest

Lampiran 6      : Lembar observasi (Angket)

Lampiran 7      : Analisis Hasil Belajar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun