Mohon tunggu...
Nurul Azizah Triana
Nurul Azizah Triana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Riau Jurusan Administrasi Bisnis

Saya hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kuliner Khas Melayu Riau Berupa Roti Jala Dan Proses Pembuatannya

3 Januari 2025   11:40 Diperbarui: 3 Januari 2025   11:40 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner Khas Melayu Riau Yaitu Roti Jala

PENDAHULUAN

               Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, salah satunya tercermin dalam kuliner khas daerahnya. Setiap wilayah memiliki kekayaan kuliner yang tidak hanya menjadi simbol identitas budaya tetapi juga menjadi daya tarik wisata. Salah satu warisan kuliner Nusantara yang unik dan memiliki nilai budaya tinggi adalah roti jala, makanan khas Melayu Riau.

Kuliner tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya suatu daerah. Ia mencerminkan kekayaan sejarah, tradisi, dan identitas masyarakat yang menciptakannya. Salah satu kuliner khas Melayu Riau yang terkenal adalah roti jala, sebuah makanan yang identik dengan budaya Melayu dan memiliki tempat istimewa dalam acara-acara adat maupun keseharian masyarakat. Roti jala dikenal karena bentuknya yang unik menyerupai jala nelayan, mencerminkan hubungan masyarakat Melayu dengan perairan. Artikel ini membahas secara mendalam tentang sejarah, nilai budaya, bahan, proses pembuatan, hingga peran roti jala dalam kehidupan masyarakat Melayu Riau.

Kuliner tradisional merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya suatu daerah. Ia mencerminkan kekayaan sejarah, tradisi, dan identitas masyarakat yang menciptakannya. Salah satu kuliner khas Melayu Riau yang terkenal adalah roti jala, sebuah makanan yang identik dengan budaya Melayu dan memiliki tempat istimewa dalam acara-acara adat maupun keseharian masyarakat. Roti jala dikenal karena bentuknya yang unik menyerupai jala nelayan, mencerminkan hubungan masyarakat Melayu dengan perairan. Artikel ini membahas secara mendalam tentang sejarah, nilai budaya, bahan, proses pembuatan, hingga peran roti jala dalam kehidupan masyarakat Melayu Riau.

Kehadiran roti jala sering ditemukan dalam acara adat Melayu, seperti kenduri, pesta pernikahan, dan upacara keagamaan. Makanan ini juga menjadi pelengkap hidangan kari khas Melayu, seperti kari ayam atau kari kambing, yang memperkaya rasa dan menjadikannya favorit masyarakat setempat maupun wisatawan. Meskipun tergolong makanan tradisional, roti jala terus bertahan hingga kini karena kemudahan bahan baku, kelezatan rasanya, dan fleksibilitasnya dalam berbagai suasana.

Pembahasan

Roti jala biasanya disajikan bersama kuah kari yang kental, seperti kari ayam atau kari kambing. Hidangan ini kerap hadir dalam acara-acara resmi, seperti pesta pernikahan, kenduri, atau perayaan hari besar keagamaan. Dalam konteks sejarah, roti jala diyakini mendapat pengaruh dari budaya India yang masuk ke wilayah Melayu melalui jalur perdagangan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang roti jala, mulai dari sejarahnya, bahan-bahan yang digunakan, proses pembuatannya, hingga nilai budaya yang terkandung dalam kuliner khas ini.

Roti jala memiliki akar sejarah yang panjang dan erat kaitannya dengan budaya Melayu. Nama "roti jala" berasal dari bentuknya yang menyerupai jala atau jaring nelayan. Bentuk ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga melambangkan kehidupan masyarakat Melayu yang sebagian besar tinggal di daerah pesisir dan menggantungkan hidup pada hasil laut.

Kuliner ini dipengaruhi oleh masakan India, khususnya roti canai dan berbagai jenis kari. Hubungan dagang dan interaksi budaya antara pedagang India dan masyarakat Melayu pada masa lampau membawa pengaruh besar terhadap perkembangan kuliner di Riau. Roti jala menjadi salah satu hasil asimilasi budaya tersebut, tetapi tetap diadaptasi sesuai dengan cita rasa lokal Melayu.

Secara filosofis, roti jala mencerminkan prinsip kehalusan dan kesederhanaan dalam budaya Melayu. Pembuatan roti ini membutuhkan keterampilan khusus untuk menghasilkan bentuk yang indah dan seragam, sehingga mencerminkan nilai estetika yang tinggi. Selain itu, penyajiannya bersama kuah kari melambangkan keharmonisan dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

Namun, modernisasi yang terus berkembang membawa tantangan bagi pelestarian kuliner tradisional, termasuk roti jala. Generasi muda sering kali lebih tertarik pada makanan cepat saji atau kuliner modern, sehingga popularitas makanan tradisional ini cenderung menurun. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi kehilangan warisan budaya yang berharga.

Latar belakang ini memunculkan kebutuhan untuk mendokumentasikan dan mempromosikan kuliner khas Melayu Riau, seperti roti jala. Pengetahuan tentang sejarah, proses pembuatan, hingga nilai budaya yang terkandung di dalamnya perlu disampaikan agar generasi mendatang tetap mengenali dan mencintai warisan nenek moyang mereka. Dengan demikian, roti jala tidak hanya menjadi makanan yang mengenyangkan tetapi juga menjadi simbol kekayaan budaya Melayu yang terus hidup.

Essay ini bertujuan untuk menggali lebih dalam tentang kuliner khas Melayu Riau berupa roti jala, termasuk sejarah, nilai budaya, bahan-bahan, proses pembuatannya, serta upaya pelestariannya. Hal ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang pentingnya menjaga warisan budaya dalam bentuk kuliner tradisional seperti roti jala.

Bahan-Bahan dan Peralatan

Untuk membuat roti jala, bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana dan mudah ditemukan. Berikut adalah daftar bahan utama yang diperlukan:

  1. Tepung terigu -- Sebagai bahan dasar adonan.
  2. Santan -- Memberikan rasa gurih khas Melayu.
  3. Telur ayam -- Untuk memberikan tekstur lembut pada roti.
  4. Air -- Digunakan untuk mencampur adonan hingga mencapai kekentalan yang tepat.
  5. Garam -- Sebagai penambah rasa.
  6. Minyak goreng -- Untuk mencegah lengket saat memasak.
  7. Pewarna makanan kuning (opsional) -- Memberikan warna yang lebih menarik (Yolanda, 2021)

Selain bahan-bahan di atas, peralatan yang diperlukan meliputi:

  1. Wadah pencampur -- Untuk mencampur bahan adonan.
  2. Sendok atau pengaduk -- Untuk mencampur adonan hingga merata.
  3. Cetakan roti jala -- Alat khusus dengan lubang-lubang kecil untuk membentuk jaring.
  4. Wajan datar anti lengket -- Untuk memasak adonan.
  5. Sutil -- Untuk mengangkat roti dari wajan.

Proses Pembuatan Roti Jala

Pembuatan roti jala membutuhkan ketelitian dan keterampilan khusus. Prosesnya dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:

1. Mempersiapkan Adonan

Langkah pertama adalah mencampur semua bahan utama hingga menjadi adonan yang halus. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Campurkan tepung terigu, santan, telur, dan air dalam wadah besar.

Tambahkan garam secukupnya untuk memberikan rasa.

Jika diinginkan, tambahkan pewarna makanan kuning untuk menciptakan warna yang cerah.

Aduk adonan hingga tidak ada gumpalan dan teksturnya menjadi cair tetapi tidak terlalu encer (Utami, 2021)

2. Membentuk Jala

Setelah adonan siap, langkah berikutnya adalah mencetak roti jala:

Panaskan wajan datar dengan api kecil hingga sedang, lalu oleskan sedikit minyak agar tidak lengket.

Tuang adonan ke dalam cetakan roti jala.

Gerakkan cetakan secara melingkar di atas wajan untuk membentuk pola jaring yang indah.

Masak hingga adonan matang tetapi tidak kering, sekitar 1-2 menit.

Angkat roti dan lipat menjadi bentuk segitiga atau gulung sesuai selera.

3. Penyajian

Roti jala biasanya disajikan bersama kuah kari yang kental. Kuah kari dapat dibuat dari daging ayam, kambing, atau sapi, dengan bumbu-bumbu khas seperti rempah kari, bawang merah, bawang putih, jahe, dan santan. Penyajian roti jala dengan kuah kari memberikan perpaduan rasa yang lezat dan kaya.

Nilai Budaya dan Sosial Roti Jala

Roti jala tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki nilai budaya dan sosial yang penting dalam masyarakat Melayu Riau. Hidangan ini sering menjadi simbol kebersamaan dan keramahan. Dalam acara kenduri atau perayaan lainnya, roti jala disajikan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu dan menunjukkan nilai gotong royong dalam mempersiapkan hidangan. Selain itu, roti jala juga menjadi salah satu cara untuk melestarikan tradisi kuliner Melayu. Generasi muda diajak untuk belajar membuat roti jala agar warisan budaya ini tidak hilang. Dalam konteks pariwisata, roti jala juga berpotensi menjadi daya tarik kuliner yang dapat memperkenalkan budaya Melayu Riau kepada wisatawan.

Tantangan dan Peluang

            Seiring dengan perkembangan zaman, roti jala menghadapi tantangan dalam mempertahankan eksistensinya. Gaya hidup modern yang serba praktis membuat banyak orang lebih memilih makanan cepat saji daripada memasak roti jala yang membutuhkan waktu dan keterampilan. Tantangan yang dihadapi yaitu Kuliner tradisional seperti Roti Jala bersaing dengan makanan modern atau makanan cepat saji yang lebih populer di kalangan generasi muda (Utami, 2021)

               Minimnya promosi digital atau dokumentasi kuliner tradisional dapat membuat popularitas Roti Jala terbatas pada wilayah tertentu. Tidak semua generasi muda mengetahui cara membuat Roti Jala, sehingga keberlanjutannya bergantung pada segelintir orang yang masih melestarikannya. Bahan utama Roti Jala (seperti tepung terigu, santan, atau telur) harus berkualitas tinggi untuk menjaga cita rasanya. Jika bahan sulit didapat, kualitas produk dapat menurun. Variasi dalam rasa atau tampilan Roti Jala masih terbatas, sehingga daya tariknya mungkin tidak sebesar makanan lainnya. Dengan inovasi dan promosi yang baik, Roti Jala dapat menjadi salah satu ikon kuliner Melayu yang mendunia.

Namun, di sisi lain, roti jala memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai produk kuliner unggulan.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mempromosikan roti jala antara lain:

1. Mengadakan pelatihan kuliner -- Mengajarkan cara membuat roti jala kepada generasi muda.

2. Mempromosikan melalui media sosial -- Membagikan resep dan video pembuatan roti jala untuk menarik minat masyarakat.

3. Mengemas dalam bentuk modern -- Membuat roti jala dalam kemasan siap saji untuk pasar yang lebih luas.

4. Mengintegrasikan ke dalam pariwisata kuliner -- Menjadikan roti jala sebagai salah satu daya tarik dalam paket wisata budaya di Riau.

Penutup

Roti jala adalah salah satu kuliner khas Melayu Riau yang memiliki cita rasa unik dan nilai budaya yang mendalam. Dengan mempertahankan tradisi dan mempromosikannya kepada generasi muda, roti jala dapat terus menjadi kebanggaan masyarakat Melayu Riau. Melalui inovasi dan adaptasi, kuliner ini juga memiliki potensi besar untuk berkembang di tingkat nasional maupun internasional.

            Proses pembuatan roti jala yang sederhana namun unik mencerminkan kreativitas masyarakat Melayu dalam mengolah bahan-bahan lokal, seperti tepung terigu, santan, dan telur, menjadi makanan lezat yang penuh estetika. Hidangan ini biasanya disajikan dengan kari ayam atau kambing, menciptakan kombinasi rasa yang kaya dan menggugah selera. Namun, modernisasi dan pengaruh budaya global membawa tantangan bagi keberlanjutan kuliner tradisional seperti roti jala. Penting untuk terus melestarikan kuliner ini melalui dokumentasi, promosi, dan inovasi tanpa meninggalkan esensi tradisionalnya. Dengan demikian, generasi mendatang dapat terus mengenal, mencintai, dan melestarikan kekayaan budaya ini.

            Roti jala bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol identitas budaya Melayu Riau yang perlu dijaga keberadaannya. Upaya kolaboratif dari masyarakat, pemerintah, dan pelaku kuliner sangat diperlukan untuk memastikan roti jala tetap menjadi bagian integral dari tradisi dan warisan kuliner Indonesia.

Referensi

Adnan, F. (2019). Menjelajah Kuliner Tradisional Riau. In Kemendikbud (Vol. 11, Issue 1). http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-Eng-8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps://www.researchgate.net/publication/305320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI

Hayati, A. R. (2020). Kearifan Lokal Sebagai Pariwisata " Terselubung " Oleh Dinas Pariwisata Provinsi Riau.

Sahara, A. P. (2021). "Makanan Khas Riau." October.

Utami, D. (2021). Roti Jala Kuah Durian. November.

Yolanda, A. M. (2021). Kuliner khas riau. November. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.22719.64168

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun