Setelah melihat kejadian mengerikan tadi aku semakin yakin bahwa aku benar-benar tersesat, simbah terus menuntunku ke arah jalan pulang, sampailah kami di depan batu berbentuk segitiga yang kulihat siang tadi, banyak pertanyaan dibenakku atas kejadian tadi, tapi entah mengapa tak bisa kuungkapkan
“cu, kakek hanya bisa antar sampai sini, lain kali jangan pergi ke tempat yang baru sendirian”
**
Aku terbangun diatas ranjang rumah sakit, badanku terasa sangat lemas, kulihat ibu sedang duduk disampingku ditemani dua orang bapak-bapak, wajah ibu tampak sangat khawatir.
Setelah beberapa hari aku istirahat, ibu mengajakku kembali ke Jakarta, saat perjalanan pulang ibu mengatakan bahwa aku hilang selama tiga hari, padahal di desa gaib itu aku hanya merasa beberapa jam saja, sambil mendengarkan ibu bercerita kubuka handphone untuk melihat hasil foto yang kuambil saat perjalanan itu, dan anehnya semua foto itu menghilang termasuk fotoku dengan mba Yanti. Dan sampai saat ini rumah bercat merah itu masih menjadi misteri.
Wanita kelahiran Jakarta, 7 Februari ini gemar membaca dan menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar, baginya menulis adalah teman hidupnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H