Membuka keran pembelajaran bukan berarti sekolah kembali seperti ketika belum terjadi pandemi. Kalau membuka sekolah dari SD hingga PT sama saja bunuh diri. Namun seperti yang saya tulis di atas memfungsikan ekstra yang memang diperlukan dengan peserta yang terbatas, bahkan mungkin sangat terbatas. Dengan metode yang tepat semua guru se-Indonesia sebenarnya tahu apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan.
Dan Mungkin Juga Keran pendidikan yang lama bisa-bisa malah mapet tidak bisa lagi buat meneteskan air tidak bisa lagi digunakan meski hanya untuk membasuh tangan.  Demikian juga kalau lama-lama pendidikan diisolasikan dengan tidak ada pola pikir yang progresif bisa-bisa  hilangnya satu tahun anak untuk berpikir yang berarti juga tertundanya  kesempatan berkembangnya masa emas anak.
Â
Masih ada empat bulan lagi untuk menuju tahun ajaran 2021/2022. Waktu yang sangat sedikit ini bisa dimanfaatkan untuk menentukan suatu kebijakan yang tidak lagi menutup  sekolah tetapi membukanya kembali. Hanya saja kalau kekhawatiran sudah di depan mata memang lebih baik seperti ini saja, anak dikontrol oleh gadget. Hehehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H