Mohon tunggu...
Nur Taufik
Nur Taufik Mohon Tunggu... Guru - Blogger - Guru

Calon Journalist

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mikrotrans Ubah Disiplin Masyarakat dalam Bertransportasi Publik

13 Desember 2023   11:23 Diperbarui: 15 Desember 2023   20:41 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar Mikrotrans AC rute JAK 102: Blok M - Lebak Bulus(KOMPAS.com/ JANLIKA PUTRI)

Saya merupakan pengguna setia mikrotrans jaklingko untuk mobilitas dalam berpergian kemanapun, ini merupakan cerita pengalaman saya selama menggunakan layanan tersebut.

Dioperasikan sejak 2018, mikrotrans merupakan armada yang bersetara dengan angkot, namun dalam sistem pengoprasiannya mikrotrans jauh lebih tertib ketimbang dengan angkutan kota (angkot) pada umumnya.

Mengapa saya katakan jauh lebih tertib ? Berikut alasannya.

 Sumber gambar. Twitter @ardibhironx.
 Sumber gambar. Twitter @ardibhironx.
Hanya bisa berhenti pada plang penanda bus stop.

Seperti halnya transjakarta yang memiliki halte dan hanya bisa berhenti pada setiap halte tersebut, mikrotrans juga punya hanya saja tempat pemberhentian mikrotrans lebih banyak ditandai dengan plang bus stop dengan tanpa adanya halte.

Prosedur dan aturan yang diterapkan juga cukup ketat, karena para supir mikrotrans tidak diperbolehkan menaik turunkan penumpang selain di tempat pemberentian yang sudah di sediakan. 

Jika ketahuan dari salah satu armada tersebut menaik turunkan penumpang bukan pada tempatnya, maka sang sopir mikrotrans tersebut akan mendapatkan sangsi dari atasannya.

Hal ini menurut saya sangat efektif dalam mengurangi kepadatan lalu lintas di beberapa lokasi ramai angkot ngetem seperti halnya di pasar,  stasiun, mall dan beberapa tempat lainnya yang seharusnya lancar akan tetapi menjadi macet karena ulah sopir angkot yang berhenti sembarangan.

Sumber gambar. Tribun News.
Sumber gambar. Tribun News.

Metode pembayaran Multi trip.

Sebagian besar transportasi umum di Jakarta sudah bisa diakses dengan kartu elektronik seperti dengan kartu E Money, contohnya seperti transjakarta, MRT, LRT Jakarta, LRT Jabodetabek hingga Mikrotrans atau angkot. 

Bagi warga Jakarta yang setiap hari mobilitas dengan kendaraan umum seperti saya sangat terbantu karena hanya dengan satu kartu seluruh transportasi umum dapat diakses dengan mudah yang terpenting dalam kartu tersebut terisi dengan saldo untuk membayar.

Dengan hanya tap in ketika naik dan tap out ketika akan turun pada mesin yang sudah disediakan penumpang tidak perlu yang namanya membuka dompet ataupun tas untuk mencari uang yang pas untuk membayar ataupun mesti menunggu lama untuk menanti kembalian.

Lebih spesial nya untuk tarif mikrotrans, hingga saat ini masih di subsidi oleh pemerintah dengan tarif Rp 0 kemanapun kita pergi yang terpenting kita memiliki salah satu kartu elektronik tersebut.

Jadi banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan mikrotrans karena tarif yang ditawarkan.  Jika dibandingkan dengan angkot biasa tarif untuk dekat saja bisa mencapai Rp 5.000 dan jauh Rp 7.000 yang menurut saya itu sangat menguras dompet.

Sumber gambar. (Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong).
Sumber gambar. (Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong).

Armada yang bagus dan terawat.

Sudah lima tahun beroperasi, sejauh ini saya sangat senang karena mikrotrans terus meningkatkan segi pelayanannya bagi para penumpang. Seperti adanya kamera CCTV, palu pemecah kaca sampai beberapa armada yang sudah dilengkapi dengan AC.

AC pada angkot? Iya benar sekali memang awalnya terdengar sangat aneh dan terdengar sangat tidak mungkin ya, namun alih-alih bercandaan saya dulu ketika masih SD yaitu naik angkot yang ada AC-nya kini bener-benar ada dan saya sudah merasakannya sendiri.

Bukan hanya sekedar ada namun AC tersebut benar-benar berasa dingin dan sejuk dan menurut saya terlihat sangat dirawat oleh para mitra pemilik angkutan tersebut.

Foto sopir mikrotrans yang berseragam dan mesin tap in dan tap out kartu. Dokumen pribadi.
Foto sopir mikrotrans yang berseragam dan mesin tap in dan tap out kartu. Dokumen pribadi.
Driver beratribut rapih ketika beroperasi.

Ketika kalian menaiki mikrotrans kalian akan menemui para driver yang berpakaian rapih dan sesuai SOP yang sudah ditentukan, yang mana hal itu menjadi kewajiban bagi setiap  sopir mikrotrans.

Memakai baju seragam Mikrotrans dilengkapi kopiah hitam dan ID card tanda pengenal dari masing-masing driver membuat mereka semua terlihat lebih rapih dan sopan.

Beda halnya ketika kita menaiki angkot biasa sang sopir terlihat kucel, kusam dan tidak rapih karena hanya menggunakan baju kaos seadanya, ditambah mereka sering kali membawa kendaraan sambil merokok yang mana hal itu jelas dilarang dan mengganggu kenyamanan para penumpang, apa lagi didalam kendaraan tersebut ada anak-anak seperti bayi ataupun balita.

Larangan mengamen dan merokok dalam armada.

Jika kita menaiki angkot biasa sering kali kita menjumpai para sopir yang mengendarai kendaraan sambil merokok padahal itu sangat mengganggu kenyamanan para penumpang yang menaikinya.

Ditambah dengan banyaknya pengamen yang ikut nimbrung pada angkot-angkot tersebut ketika sedang berjalan yang mana menurut saya mengganggu kenyamanan yang ada.

Pernah pada waktu itu saya tidak memiliki uang recehan untuk memberi kepada pengamen tersebut, lalu muka mereka terlihat sangat tidak senang dan ada beberapa pengamen yang mana memaksa kepada penumpang di dalam angkot untuk memberinya uang, hal ini saya rasakan ketika menaiki angkot M 11 di daerah pasar Palmerah.

Armada Mikrotrans yang sudah dilengkapi kamera CCTV. Dokumentasi pribadi. 
Armada Mikrotrans yang sudah dilengkapi kamera CCTV. Dokumentasi pribadi. 

Tetapi dari Segudang kenyamanan yang sudah dicantumkan diatas ada beberapa poin yang harus lebih ditingkatkan seperti dalam beberapa hal.

Keramahan dari driver.

Sering saya menjumpai beberapa sopir yang tidak ramah bahkan sering kali para sopir tersebut ugal-ugalan ketika membawa armada tersebut.

Tidak hanya itu beberapa kali juga saya pernah menunggu mikrotrans pada plang bus stop namun sang sopir seakan-akan tidak melihat bahwa ada penumpang disana dan melanjutkan perjalanan tanpa berhenti terlebih dahulu.

Kurangnya jumlah armada.

Kenyamanan dari armada mikrotrans membuat para pengguna angkot biasa kemudian beralih, membuat terjadinya membeludakan pada armada tersebut terkhusus pada jam sibuk seperti jam berangkat kerja dan pulang kerja.

Alhasil perlu waktu yang lama untuk menunggu mikrotrans terlebih jika pada jam sibuk. Karena setiap kali lewat akan selalu penuh oleh para penumpang dan harus menunggu mobil berikutnya yang tidak penuh agar bisa naik.

Fasilitas halte yang kurang memadai.

Seperti yang saya katakan diatas yaitu perbedaan antara transjakarta dan mikrotrans adalah minimnya halte pada pemberhentian mikrotrans.

Dampaknya bagi penumpang adalah kekurang nyamanan dalam menunggu karena terkena panas pada siang hari dan kehujanan ketika hujan tiba-tiba saja mengguyur dan yang pasti tidak ada fasilitas kursi atau bangku untuk duduk sambil menunggu armada.

Waktu oprasional yang harus ditambah.

Menurut saya oprasional dari mikrotrans masih sangat terbatas yaitu mulai jam 05:00 -22:00 WIB, padahal pada pukul 22:00 para pekerja yang pulang dari kantor masih banyak yang lalu lalang menggunakan layanan mikrotrans, alhasil karena waktu operasinya yang terbatas membuat para penumpang terpaksa beralih menggunakan angkot biasa ketika sudah melebihi jam 22:00 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun