Sebagian besar transportasi umum di Jakarta sudah bisa diakses dengan kartu elektronik seperti dengan kartu E Money, contohnya seperti transjakarta, MRT, LRT Jakarta, LRT Jabodetabek hingga Mikrotrans atau angkot.Â
Bagi warga Jakarta yang setiap hari mobilitas dengan kendaraan umum seperti saya sangat terbantu karena hanya dengan satu kartu seluruh transportasi umum dapat diakses dengan mudah yang terpenting dalam kartu tersebut terisi dengan saldo untuk membayar.
Dengan hanya tap in ketika naik dan tap out ketika akan turun pada mesin yang sudah disediakan penumpang tidak perlu yang namanya membuka dompet ataupun tas untuk mencari uang yang pas untuk membayar ataupun mesti menunggu lama untuk menanti kembalian.
Lebih spesial nya untuk tarif mikrotrans, hingga saat ini masih di subsidi oleh pemerintah dengan tarif Rp 0 kemanapun kita pergi yang terpenting kita memiliki salah satu kartu elektronik tersebut.
Jadi banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan mikrotrans karena tarif yang ditawarkan. Â Jika dibandingkan dengan angkot biasa tarif untuk dekat saja bisa mencapai Rp 5.000 dan jauh Rp 7.000 yang menurut saya itu sangat menguras dompet.
Armada yang bagus dan terawat.
Sudah lima tahun beroperasi, sejauh ini saya sangat senang karena mikrotrans terus meningkatkan segi pelayanannya bagi para penumpang. Seperti adanya kamera CCTV, palu pemecah kaca sampai beberapa armada yang sudah dilengkapi dengan AC.
AC pada angkot? Iya benar sekali memang awalnya terdengar sangat aneh dan terdengar sangat tidak mungkin ya, namun alih-alih bercandaan saya dulu ketika masih SD yaitu naik angkot yang ada AC-nya kini bener-benar ada dan saya sudah merasakannya sendiri.
Bukan hanya sekedar ada namun AC tersebut benar-benar berasa dingin dan sejuk dan menurut saya terlihat sangat dirawat oleh para mitra pemilik angkutan tersebut.
Driver beratribut rapih ketika beroperasi.