Ada beberapa penyebab BBLR di Indonesia, yakni mengalami kasus terbanyak BBLR dikarenakan ibu dan janin kurang asupan nutrisi, kemudian ibu yang stress dan aktivitas yang padat dapat memicu kelahiran BBLR (Ika, 2015). Ada beberpa penyebab BBLR menurut WHO termasuk operasi Caesar untuk alasan medis dan non medis, multiple kehamilan, infeksi dan kondisi kronis seperti ibu mengalami riwayat penyakit diabetes, hipertensi, perkembangan janin yang buruk karena ibu kurang asupan nutrisi.
Berdasarkan tipe Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) (Proverawati, 2010) :
- Bayi Kecil Masa Kehamilan terjadi karena ibu kurang asupan nutrisi, hipertensi, preeclampsia, atau anemia, kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu lebih dari 37 minggu, ibu sakit malaria kronik, penyakit kronik dan ibu hamil merokok.
- BBLR lahir premature :
Ibu masih remaja, hamil kembar, riwayat kehamilan premature, cervical imcompetence (mulut rahim lemah tidak mampu menompang janin), ibu mengalami perdarahan atau saat persalinan (antepartum homerhage).
Bagaimana Perawatan BBLR?
Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan skor Ballard Test atau neuromuscular dan lakukan pemeriksaan fisik pada bayi.
- Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan adalah interprestasi: Disebut positive (+) : bila terdapat gelembung-gelembung yang berbentuk cincin artinya surfaktan paru (zat berisi udara yang membuat alveoli mengembung tujuannya agar tidak mengempis/kollaps), terdapat dalam paru dengan jumlah cukup. Dan disebut negative (-) : bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan, bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.
- Darah lengkap, glukosa darah 8-12 jam postnatal, jika perlu kadar elektrolit dan analisa gas darah bila bayi terlihat kuning pemeriksaan bilirubin.
- Foto dada atau babygram diperlukan untuk bayi kehamilan kurang bulan dimulai umur 8 jam atau mempunyai sindrom gawat napas.
- USG kepala terutama bayi usia 35 minggu dimulai pada umur 2 hari.
Penatalaksanaan BBLRÂ
- Pengaturan Suhu Bayi
Bayi BBLR banyak mengalami Hipotermi atau suhu dibawah 36°C.
- BB 2kg, suhu incubator 35°C
- BB 2-2,5kg, suhu incubator 33-34 °C
- Suhu incubator diturunkan 1°C sampai bayi ditempatkan suhu 24-27°C.
- Metode Kangoroo Mother Care (KMC) sebagai pengganti inkubator.
Letakkan bayi didada oleh ibu atau bapaknya sendiri dengan prinsip terjadinya kontak antara kulit ke kulit, kulit bayi dengan kulit orang dewasa. KMC pertama kali dilakukan  di Bogota Colombia pada tahun 1987, dilakukan kulit bayi ke kulit orang tuanya diatas diantara kedua dada ibu atau ayah bayi dengan posisi tegang lurus si bayi tanpa pakaian apapun dan selimuti agar hangat diatas dada ibu atau ayah bayi yang bertelanjang dada. Sekaligus bayi mencari ASI ibu dalam pengawasan yang baik. Dilaksakan intermitten (beberapa jam seharinya) atau kontinyu selama lebih 20 jam sehari, tujuannya kenyamanan bayi, kehangatan mengurangi hipotermi, pernapasan stabil, merasa didalam kandungan, mengurangi stress ibu dan memicu banyaknya ASI, mengurangi morbiditas dan mortalitas. (IG.N.Gde Ranuh, 2013)
- Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi bayi :
Kebutuhan protein 3-5gr/kg BB.
Kebutuhan kalori 110 kkal/kg BB.
Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg/hari.