Pukul dua siang!
Kini aku berdiri bersama beberapa penumpang di gerbong ini. Seorang perwira TNI, mahasiswi berkacamata dan sepasang kekasih.Â
Aku tidak sendirian, gumamku.Â
Tapi, ya Tuhan, sepasang kekasih itu cuek betul.Â
Si lelaki dengan santai melingkarkan tangan di pinggang si cewek, dan mengecup mesra pipinya. Si gadis menggeliat manja dan menitipkan rambut panjang kebule-buleannya di bahu sang kekasih. Persis adegan film Holywood.
"Iih, nakal!" jerit tertahan si cewek. Tangan sang kekasih yang mengarah dada mangganya ditepis halus.
"Malu ah," bisik mesra si gadis di dekat telinga sang kekasih. Pelukan mereka meregang.Â
Wajah lelaki yang sejak tadi terhalang rambut kekasihnya tampak tersenyum lebar, menampakkan gigi gingsul yang putih.
Aku turut tersenyum. Di zamanku tak mungkin kami seleluasa itu.Â
Sayang tak sempat kunikmati lama pemandangan indah itu.Â