"Ya udah, cepat buka jendela kamar itu. Gerah nih," kata si pria muda yang masih saja sibuk dengan ponselnya.
Si Manis terperangah, ia menoleh. Jendela kamar hotel non-AC itu memang tepat berada di belakangnya. Oh, shit!
Malam merangkak. Rasanya satu menit sekarang lebih dari seribu detik. Si Manis mendengus tak sabar. Berahinya kian bergejolak sejak awal mereka datang ke hotel itu dan ia minum larutan aneh dari Om Tampan.
Diambilnya selimut menyarungi tubuh sintalnya, ia mengantuk berat.
Entah berapa jam atau berapa menit kemudian, sebuah tangan berbulu lebat menjalar hangat di bahu telanjangnya. "Honey, maaf ya, kelamaan. I love you!"
"Meoong..."
Seekor anak kucing mungil mencari kehangatan induknya di tepi jalan seberang hotel.
Malam itu Si Manis dapat pelajaran pertama dari si pria muda yang katanya dokter itu. Tentang anatomi tubuh manusia dan alat reproduksinya.
Sayang Si Manis tak sadar ada kamera ponsel Om Tampan yang diam-diam merekam dahsyatnya badai renjana mereka malam itu.
Jakarta, 14 November 2020
Baca Juga:Â