Jika sudah demikian adanya, seruan kalangan penggiat bahasa berpotensi hanya menjadi teriakan parau di gurun pasir.
Akan tetapi tentu tidak ada upaya yang sia-sia sepanjang upaya tersebut dilakukan secara tekun dan berkelanjutan. Sepanjang masih ada kelompok anak bangsa yang peduli akan keberlangsungan bahasa Indonesia baku niscaya epidemi Indonglish dan gerombolannya (sebut saja bahasa alay dll) hanya akan bersifat sebagai wabah penyakit akut semata, yang sekadar singgah dan sifatnya musiman, bukan semacam kanker yang laten apalagi yang berstadium kronis.
Semoga saja.
Jakarta, 22 September 2020
Referensi:
1. https://www.hops.id/ubah-sertifikasi-ulama/
2. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200902172733-20-542083/menag-sebut-radikalisme-masuk-masjid-lewat-anak-good-looking
3. https://www.merriam-webster.com/dictionary/good-looking
4. https://kbbi.web.id/rupawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H