Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Bongkar "Gunung Es" Kasus Corona, Salahkah?

12 Mei 2020   09:21 Diperbarui: 12 Mei 2020   10:21 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditambah lagi, di saat dunia kian menyempit seiring globalisasi data dan informasi antara lain karena kehadiran Internet, saat ini di Indonesia bukan lagi era Orde Baru saat rezim penguasa leluasa mengungkung warga bangsa dengan gelontoran arus informasi satu arah, salah satunya lewat instrumen televisi negara, sekaligus televisi tunggal, yakni TVRI.

Terkecuali jika kita menginginkan hidup di negara Korea Utara dengan keberadaan rezim Kim Jong Un yang totaliter yang mengontrol sedemikian ketat arus informasi sekaligus pola pikir rakyatnya, termasuk membatasi akses Internet guna mengakses kondisi global.

Saya yakin tentu bukan keadaan negara nir-demokrasi yang seperti itu yang diinginkan Presiden Jokowi sebagai mandataris rakyat Indonesia pada pilpres 2019 kemarin.

Lantas, apakah pengungkapan data "gunung es" COVID-19 itu dapat dibaca sebagai lontaran amunisi terbaru Anies pasca-serangan isu bansos yang dilancarkan trio menteri?

Bisa jadi ya, bukankah menyerang adalah pertahanan yang terbaik?

Sebagaimana sepak bola, politik pun mengadopsi prinsip klasik tersebut. Dan sebagai sebuah permainan taktik dan siasat, apa yang dilakukan Anies sebagai politisi tentu sah-sah saja.

Kendati, sebagai warga bangsa, kita tentu prihatin dengan kegaduhan politik seputar COVID-19 ini. Namun, sebagai pelanduk di antara para gajah yang bertarung, kita berharap seluruh pertarungan itu pada ujungnya akan melahirkan kondisi "New Normal" yang lebih baik, seperti kinerja penyaluran bansos yang lebih baik dan transparansi data seputar COVID-19.

Para pihak yang bertarung pada akhirnya masing-masing "dipaksa" dan "terpaksa" untuk bekerja lebih baik dalam penyaluran bansos bagi kalangan terdampak COVID-19 dan juga lebih transparan serta jujur merilis data kasus COVID-19 dan jumlah kematiannya.

Itu semata-mata demi kemaslahatan warga bangsa di tingkat daerah dan nasional. Karena untuk merekalah, para politisi itu ada dan bekerja. Semestinya.

Jakarta, 12 Mei 2020

Referensi: [1] [2] [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun