Namun, karena tiap meter persegi tanah penduduk hanya dihargai pemerintah setara dengan satu batang rokok, penduduk menolak pembebasan tanahnya. Perlawanan ini berkembang menjadi gerakan sosial melibatkan aktivis prodemokrasi dan mahasiswa dari spektrum sosial, politik, dan ideologi beragam.
Lalu terjadilah "kriminalisasi" penduduk Kedung Ombo. Puncaknya, Presiden Soeharto menyebut mereka sebagai pembangkang (mbalelo), mengganggu pembangunan dan stabilitas nasional. Kata kriminalisasi digunakan guna menggambarkan pelekatan identitas kriminal secara keliru kepada mereka yang memperjuangkan hak-haknya.
Demikianlah hikayat kriminalisasi Orba. Dan tampaknya sekuel hikayat tersebut, meskipun bukan oleh pelakon yang sama dan di zaman yang berbeda, berlanjut saat ini.
Â
Jakarta, 3 Mei 2020
Baca Juga:Â Anarko Sindikalis Dibekuk, Kenapa Novel Tere Liye Jadi Barbuk?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H