Dalam konteks Indonesia, aksi anarkistis Anarko Sindikalis dengan merusak sekolah dan fasilitas publik saat Aksi Buruh 1 Mei 2019 di Jakarta dan Bandung sebetulnya sudah merupakan sinyal kuat bagi kepolisian untuk melakukan pengawasan ketat atas segala sepak terjang sekelompok pemuda radikal tersebut.
Jika kemudian mereka kembali menggeliat dengan aksi terbaru kemarin, lantas apa kerja telik sandi aparat penegak hukum selama setahun ini?
Terlebih lagi jika dikaitkan penetapan tanggal 18 April sebagai puncak aksi mereka nanti dengan kejadian bersejarah sebelumnya di dunia. Sebagai suatu gerakan ideologis, tentu saja tiap langkah mereka terencana sistematis dan sarat simbol filosofis tertentu.
Dan, berdasarkan penelusuran, tanggal 18 April 1963 adalah tanggal terjadinya pengeboman bunuh diri yang dilakukan suatu kelompok militan radikal di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut, Lebanon, yang menewaskan 63 orang dan 17 di antaranya adalah warga negara Amerika Serikat. Dan itu merupakan awal mulanya serangan kekerasan oleh suatu kelompok radikal di Timur Tengah.
Dan sebagai simbol kedigjayaan kapitalisme, Amerika Serikat (AS) adalah simbol otoritas negara kapitalis yang dipersepsikan sebagai musuh besar dalam ideologi kelompok Anarko Sindikalis. Alhasil, setiap serangan atau upaya serangan terhadap AS sedikit banyak menginspirasi mereka untuk melakukan hal yang sama.
Kembali ke konteks Indonesia, tidak heran jika kini muncul dugaan liar bahwa jaringan kelompok Anarko Sindikalis cenderung dibiarkan bahkan dipiara sehingga bertumbuh besar untuk tujuan tertentu, apa pun itu.
Praktik busuk sebagian oknum kepolisian yang "memiara" suatu kelompok preman dengan tujuan untuk "dimanfaatkan" dalam suatu keadaan tertentu sudah menjadi rahasia umum.Â
Demikian juga praktik kotor serupa yang dilakukan sebagian oknum penegak hukum tersebut dengan jaringan bandar narkoba dengan upeti uang jaminan keamanan setiap bulannya.
Hingga muncul pertanyaan berikutnya: Anarko Sindikalis itu sekadar vandal atau justru tumbal?
Jika sekadar vandal, tentu mudah saja mereka dibekuk dan ditumpas habis. Tapi jika lakonnya sebagai tumbal untuk memuluskan suatu rencana tertentu, tentu saja lain perkaranya. Dan akan sangat rumit pembahasannya.
Prakondisi Darurat Sipil?