Dan sebenarnya memiliki konotasi. tentang "membela agama". Karena penggunaan teknologi internet. Oleh karena itu, karya ini sekali lagi mencerminkan dinamika konsep infinity, di mana sebagian orang memujinya, namun sebagian lagi mengakumulasikan agresivitasnya dalam konteks empati kosmopolitan, dengan nuansa "kemarahan". Perkembangan modernisme dan sekularisme disertai dengan perkembangan narasi kosmopolitan. Esensi adalah sebuah konsep yang terkait erat dengan kosmopolitanisme.Internet dan media sosial sebagai platform diasosiasikan dengan dilema keuntungan eksponensial dan kemungkinan "anomali Industri 4.0."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H