Tema : Manusia Sebagai Khalifah dalam Menjaga Alam dan Lingkungan
Oleh : Nafisah dan Nur Nazhifah, mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ
Manusia sebagai khalīfah
Umat manusia diutus oleh Allah Swt. sebagai khalīfah di muka bumi. Peran manusia yang dalam Islam disebut khalīfah sejatinya adalah sebagai makhluk yang didelegasi Allah Swt. untuk memakmurkan bumi.
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ -. ٣
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 30)
M. Quraish Shihab dalam bukunya Membumikan Al-Qur’an mengemukakan bahwa kekhalifahan yang terkandung dalam ayat di atas memiliki tiga unsur yang saling berkaitan ditambah unsur keempat yang berada di luar.
Manusia, yang dalam hal ini dinamai Khalifah
Alam raya, yang ditunjuk oleh ayat 21 dalam Surat Al-Baqarah sebagai ardh (bumi)
Hubungan antara manusia dengan alam dan segala isinya, termasuk dengan manusia (istikhlaf atau tugas-tugas kekhalifahan)
Yang berada di luar digambarkan dengan kata inni ja’il atau inna ja'alnakum khalifat, yaitu yang memberi penugasan, yakni Allah Swt.
Khalifah, alam, dan lingkungan
Pada hakikatnya alam semesta sudah tersusun secara eksak, kokoh, rapi, dan teratur. Alam semesta beserta seluruh isinya ada karena keberadaan dan tidak lepas dari campur tangan Allah Swt. Alam semesta beserta isinya seperti manusia, hewan, dan tumbuhan juga memiliki andil dalam mendukung kehidupan dan kesejahteraan lingkungan hidup.
Lingkungan hidup dalam alam semesta yang menunjang kehidupan makhluk hidup telah tergambar dalam firman Allah Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 164 :
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِى الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ مَّاۤءٍ فَاَحْيَا بِهِ الْاَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَاۤبَّةٍ ۖ وَّتَصْرِيْفِ الرِّيٰحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ - ١٦٤
Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut, membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) nya dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (Q.S. Al-Baqarah: 164)
Alam diciptakan untuk kepentingan manusia, betapa banyak manfaat yang dapat manusia ambil dari alam. Tiada satu pun ciptaan Allah Swt. yang sia-sia. Betapa tidak beradabnya manusia jika ia merusak sesuatu yang sudah disiapkan untuk kepentingannya.
Kenyataan dalam Bumi Indonesia
Komunitas greenpeace Indonesia mencatat pada tahun 2015 sampai 2019 masalah krusial di Indonesia masih berputar di antara deforestasi, krisis iklim, pengelolaan sampah termasuk penggunaan plastik, energi kotor dan polusi udara, hingga fenomena coral bleaching. Kenyataan tersebut harus membuat kita memperkuat komitmen untuk menyelamatkan bumi Indonesia. Karena usaha sekecil apapun yang kita lakukan untuk menjaga kelestarian alam Indonesia akan sangat berarti.
Sebagai Khalifatullah fil Ardh, masyarakat Indonesia sendiri seharusnya sadar dan tergerak untuk melakukan aksi nyata demi menyelamatkan bumi yang dipijaknya. Aksi nyata tersebut dapat berbentuk sikap bijak dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan segala sesuatu yang disediakan alam Indonesia, menjaga lautan Indonesia dengan cara tidak membuang sampah ke laut, tidak merusak terumbu karang dan tidak mengambil terumbu karang, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sebagai bentuk pengelolaan sampah plastik, serta membiasakan diri untuk menggunakan transportasi umum dan menghemat pemakaian listrik.
Menggelorakan kembali peranan khalifah di bumi Indonesia
Indonesia, negeri yang kaya akan sumber daya alam serta keindahan alamnya. Anugerah tersebut merupakan karunia dari Allah Swt. untuk manusia Indonesia. Nampak ironi apabila kita berkaca pada kenyataan saat ini. Kerusakan alam terus terjadi. Muda-mudi enggan untuk merawat lingkungan hidup sekitarnya, sibuk bergaya dan menyumbangkan kerusakan yang lebih banyak.
Pemerintah lebih sibuk lagi mengatur kebijakan yang bertentangan terhadap pelestarian alam dan lingkungan. Masyarakat Indonesia dan pemerintah terkesan apatis dalam menengok bumi yang dipijaknya sendiri. Isu kerusakan alam dan lingkungan menjadi tambah krusial ketika perusahaan kapitalis mencoba terus menggerus sumber daya yang ada tanpa mempertimbangkan pengaruhnya untuk masa depan bumi Indonesia.
Badan Pusat Statistik mempublikasi hasil survei di tahun 2010 yang menjelaskan komposisi penduduk menurut agama. Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia dengan jumlah pemeluknya sebesar 207.176.162 jiwa atau 87,18% dari seluruh jumlah penduduk.
وَاِذَا تَوَلّٰى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَ اللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ - ٢٠٥
Artinya: Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan. (Q.S. Al-Baqarah: 205)
Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa tumbuh-tumbuhan sebagai makhluk mulia memiliki peran yang sama dengan manusia dalam memperlihatkan keindahan yang diciptakan oleh Allah Swt. Rasulullah Saw memandang bahwa alam ini harus dijaga secara utuh. Hubungan asasi dan timbal balik antara manusia dan alam didasarkan pada keyakinan bahwa kerusakan akan membahayakan keselamatan dunia beserta isinya. Karena itu, Rasul meletakkan prinsip umum dalam melestarikan lingkungan berupa larangan melakukan kerusakan di muka bumi.
ظَهَرَ الۡفَسَادُ فِى الۡبَرِّ وَالۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ اَيۡدِى النَّاسِ لِيُذِيۡقَهُمۡ بَعۡضَ الَّذِىۡعَمِلُوۡا لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Rum: 41)
Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa kerusakan alam yang terjadi pada akhirnya akan berdampak buruk bagi diri manusia itu sendiri. Sebagai contoh, perilaku manusia yang merusak hutan berakibat pada bencana banjir yang bisa merenggut nyawa dan melenyapkan harta benda manusia dalam sekejap mata. Pemanasan global yang kini mengepung manusia juga akibat dari ulah manusia. Ketika bencana alam datang, manusia seharusnya menyadari kesalahannya dalam mengeksploitasi alam secara semena-mena.
Kesadaran manusia dalam perannya sebagai khalifah yang telah ditunjuk oleh Allah di muka bumi seharusnya mulai bertindak arif dan bijaksana dalam mengelola kekayaan alam dan bumi agar tidak merusak dan hendaknya melestarikan bumi dan lingkungan tetap terjaga dan terawat dengan baik. Berbicara tentang manusia adalah sebagai khalifah yang harus memelihara lingkungan, kita bisa belajar pada Baginda Rasulullah Saw. Berikut merupakan beberapa cara yang dilakukan Rasulullah untuk menjaga lingkungan, seperti:
Rasulullah Saw. melarang segala bentuk pencemaran lingkungan.
Rasulullah Saw. menghilangkan segala bahaya di jalan dan melarang duduk-duduk di pinggir jalan.
Rasulullah Saw. senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.
Rasulullah Saw. menganjurkan reboisasi dan menghidupkan lahan mati.
Rasulullah Saw. senantiasa melakukan penghematan energi.
Kesimpulan
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas pemeluk agama Islam. Namun, masyarakat yang mayoritas muslim ini belum sepenuhnya menghayati dan mengilhami ajaran Islam yang berkaitan dengan peranannya sebagai khalifah di muka bumi. Pengajaran konsep Islam tentang alam dan lingkungan tampaknya hanya menjadi teori dan hafalan di ruang kelas. Kesadaran untuk memakmurkan bumi masih sangat rendah. Padahal bumi Indonesia diberikan anugerah yang lebih dari cukup oleh Allah Swt. berupa kekayaan SDA dan keindahan alam.
Dewasa ini, seolah para muslim dan muslimah lupa akan perannya sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga perlu kembali dihidupkan sunnah-sunnah Rasulullah Saw. sebagai aksi nyata dalam menjaga alam dan lingkungan hidup. Sesungguhnya menjalankan peran khalifah berarti muslim tersebut telah mensyukuri anugerah dan karunia yang diberikan oleh Allah Swt. Tentunya sebagai seorang muslim, kita tidak mau tergolong dalam orang-orang munafik. Dengan menjaga kelangsungan alam dan lingkungan hidup, muslim telah menjalankan fungsinya sebagai Khalifatullah fil Ardh sekaligus Rahmatan lil’alamin. Pada akhirnya, bumi Indonesia dapat kembali bernafas dengan sehat.
Referensi
Shihab, M. Quraish. 2013. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Greenpeace Indonesia, 2020. “Tantangan Kita Bersama di Tahun 2020”. Diakses pada 17 Juni 2021, melalui https://www.greenpeace.org/indonesia/cerita/4544/tantangan-kita-bersama-di-tahun-2020/)\
Peace News. 2019. “Menjaga Lingkungan Ala Rasulullah”. Diakses pada 18 Juni 2021, melalui https://peacenews.yipci.org/menjaga-lingkungan-ala-rasulullah/
https://quran.kemenag.go.id/sura/2/163
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H