Memberi Anak Makanan Sehat
Makanan memiliki dampak besar pada suasana hati dan kemampuan anak untuk mengatasi trauma pada trauma healing. Makanan olahan, karbohidrat olahan, minuman manis, dan camilan tidak sehat dapat menciptakan perubahan suasana hati dan memperburuk gejala trauma.
Sebaliknya, makan sehat seperti buah dan sayuran segar, protein berkualitas tinggi, dan lemak yang sehat (terutama asam lemak omega-3) dapat membantu anak terbebas dari tekanan yang menganggu dirinya. Dengan memberi menu sehat dalam porsi yang seimbang, agar rasa trauma tidak berkembang dan bisa menghilang.
Yang terakhir Membangun Kembali Rasa Percaya dan Rasa Aman
Trauma dapat mengubah cara seorang anak melihat dunia, bahkan bisa membuatnya tampak jauh lebih berbahaya dan menakutkan. Trauma mungkin akan membuat anak merasa lebih sulit mempercayai lingkungan mereka dan orang-orang di sekitarnya.
Untuk mencegah hal tersebut, membangun kembali suasana aman dan selamat di sekitar lingkungan anak. Hal ini bisa dilakukan dengan menyusun rutinitas yang mengasyikkan, minimalkan stres di rumah, bersikap tenang setiap saat, dan berusaha relaks. Berbicara tentang masa depan yang diidamkan juga bisa membantu mengurangi trauma pada anak.
Solusi terbaik Trauma healing adalah, menjaga anak dengan baik dalam pengawasan orang tua/ atau orang dewasa akan membuat anak merasa nyaman dan dilindungi, sehingga anak tidak takut untuk melakukan kegiatan yang ditakuti sebelumya. Membiarkan anak melakukan apa yang diinginkan selama dalam pengawasan dan positif. Lalu dengan menjelaskan dengan halus bahwa kajadian tersebut bisa terjadi pada siapa saja, dengan tetap berhati-hati dalam bertindak tidak akan ada kejadian tersebut terulang lagi.
Kesimpulan
Trauma healing bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan, peran orang tua sangat penting dalam menyembuhkan trauma healing tersebut, memang membutuhkan waktu serta tenaga yang ekstra tapi akan berdampak baik bagi kehidupan anak yang mengalami trauma tersebut.
Peran lingkungan juga sangat mendukung untuk penyembuhannya, keadaan yang diaggap damai serta aman untuk ditinggali anak akan berpengaruh tentunya.
Menyikapi dampak buruk trauma pada anak berusia di bawah 5 tahun, ketika trauma dapat menyebabkan ketakutan, selalu ingin dekat dengan orang tua atau pengasuh, menangis, menjerit atau merintih. Kemudian, anak-anak juga bisa menjadi sangat aktif, bergerak tanpa tujuan, atau tidak bergerak sama sekali. Dengan orang tua selalu ada disamping si anak memberi perlindungan dan menguatkan.