Mohon tunggu...
Nur Maratus
Nur Maratus Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kematian Balita di Poso Menimbulkan Trauma pada Anak-Anak Desa

7 Juni 2021   22:58 Diperbarui: 8 Juni 2021   00:09 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAPAT

Menanggapi berita diatas, tentang Trauma Healing bisa terjadi karena berbagai kejadian, seperti bencana alam, perkosaan, KDRT, Penyakit atau cedera parah, hingga kematian orang yang disayangi. Anak-anak rentan mengalami trauma, depresi, perasaan tertekan dan was-was, karena mereka belum mampu mengontrol emosi sepenuhnya.

Trauma healing bisa dilakukan oleh orang tua, tentunya dengan mempelajari tentang hal tersebut. Apalagi trauma bisa timbul, entah karena mereka secara langsung mengalami peristiwa traumatis atau berulang kali melihat gambar-gambar media yang mengerikan setelah kejadian.

Trauma healing sangat dibutuhkan oleh Anak Kabupaten Poso saat ini mereka mengalami trauma atau stres traumatik. Peristiwa traumatis kehilangan orang yang dicintai apalagi mereka kehilangan teman sebaya yang biasanya ditemui setiap hari untuk bermain.

Ada beberapa dampak buruk trauma pada anak berdasarkan usianya, Untuk anak berusia di bawah 5 tahun, trauma dapat menyebabkan ketakutan, selalu ingin dekat dengan orang tua atau pengasuh, menangis, menjerit atau merintih. Kemudian, anak-anak juga bisa menjadi sangat aktif, bergerak tanpa tujuan, atau tidak bergerak sama sekali. Sedangkan pada anak usia 6–11 tahun. Dampak buruk trauma pada anak usia ini adalah membuatnya kehilangan minat pada teman, keluarga, dan kegiatan yang menyenangkan. Hal tersebut juga menyebabkan mimpi buruk atau masalah tidur lainnya, menjadi mudah tersinggung, mudah mengganggu, atau marah. Tidak hanya itu, trauma yang dialami anak juga berkaitan dengan kesulitannya untuk belajar di sekolah dan mengerjakan pekerjaan rumah. Keadaan tersebut juga membuat anak kerap mengeluh masalah fisik, ketakutan yang tidak berdasar, merasa tertekan, mati rasa secara emosional, atau merasa bersalah atas apa yang terjadi.

Peran orang tua dalam trauma healing sangatlah besar untuk kesembuhan anak. Orang tua wajib mengenali dan memahami tentang trauma dan stres traumatis ini. Semakin banyak pengetahuan orang tua terhadap gejala, efek, dan pilihan perawatan, semakin baik pula cara membantu memulihkan kondisi mental anak.

Dengan cinta dan dukungan, pikiran dan perasaan stres traumatis yang mengganggu anak dapat menghilang. Hal ini bisa membuat kehidupan anak kembali normal dalam beberapa hari atau minggu setelah kejadian yang membuat trauma.

Maka dari itu peran orang tua sangat penting untuk pemulihan anak tersebut, Dengan Mengahabiskan Waktu Bersama Anak Dan Berbicara Tatap Muka. Lalu menciptakan lingkungan di mana anak merasa aman untuk mengomunikasikan apa yang mereka rasakan. Serta memberikan respons positif, agar tekanan pada anak bisa memudar secara perlahan-lahan.

Selanjutnya bisa dengan Minimalkan Paparan Media yang membuatnya teringat kejadian traumatis yang dialaminya. Paparan media dapat menciptakan tekanan traumatis pada anak atau remaja, bahkan pada mereka yang tidak merasakan langsung kejadian tersebut. Jangan biarkan anak menonton berita atau berselancar di media sosial, agar dirinya tak merasakan kembali peristiwa yang membuatnya tertekan.

Lalu Dorong Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik dapat membakar adrenalin, melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati, dan membantu anak tidur lebih nyenyak di malam hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun