Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa anafora adalah gaya bahasa perulangan pada kata pertama yang sama pada kalimat selanjutnya. Keraf (2016: 136) berpendapat bahwa epifora adalah pengulangan pada gaya bahasa epifora adalah gaya bahasa dengan mengulang kata diakhir atau di tengah kalimat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan menganalisis Kumpulan Puisi Naratif Inspirasi Tanpa Api Karya Tri Budhi Sastrio yang  berfokus pada unsur bunyi dan makna kiasan, yaitu aspek bunyi (1) asonansi, (2) aliterasi, (3) anafora, (4) epifora.Â
Sedangkan makna kias berfokus pada majas perbandingan tentang (1) simile, (2) metafora, (3) personofikasi. Peneliti memilih Kumpulan Puisi Naratif Inspirasi Tanpa Api Karya Tri Budhi Sastrio karena dalam kumpulan puisinya penulis disini mempermainkan bunyi bahasa yang berakhir dengan asonansi, aliterasi, anafora, dan epifora dan memiliki makna kias. Â
Dalam kumpulan puisi tersebut terdapat 50 judul puisi naratif dan peneliti hanya mengambil 3 judul puisi naratif untuk dianalisis unsur bunyi dan makna, yaitu: Â (1) Sebelas...Sebelas...Sebelas..., (2) Airmata Bahagia bagi Zhang Gadis Cina, (3) Kartini Sang Wanita Pejuang. Â
Peneliti memilih 3 judul puisi di atas karena ke 3 judul tersebut memiliki tingkat analisis yang mudah dalam artian gambaran mengenai unsur bunyi puisi dan makna kias pada ketiga puisi tersebut.
Pada artikel ilmiah ini, penulis akan menganalisis unsur bunyi dan makna dalam Kumpulan Puisi Naratif Inspirasi Tanpa Api Karya Tri Budhi Sastrio. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui unsur bunyi dan makna dalam puisi Kumpulan Puisi Naratif Inspirasi Tanpa Api Karya Tri Budhi Sastrio.
Aspek bunyi berkaitan dengan unsur bunyi vokal dan konsonan yang dapat menimbulkan kesan-kesan yang khas pada puisi. Bunyi dalam puisi beragam jenisnya. Di antaranya: asonansi, aliterasi, anafora dan epifora. Asonansi merupakan pemanfaatan unsur bunyi secara berulang-ulang dalam satu baris sajak. Sama halnya dengan aliterasi, hanya pengulangan bunyi-bunyi vokal. Efek yang diharapkan muncul dari pemanfaatan bunyi vokal secara berulang ini adalah kemerduan bunyi (Pradopo, 2012: 16).
Arti kias sebenarnya ibarat atau perbandingan. Maksudnya,dengan arti kiasan di sini adalah arti kata atau bentuk linguistik yang lain (kelompok kata atau frase, klausa, kalimat) bukan arti sebenarnya (Subroto, 2011: 145). Jadi, arti kiasan adalah arti linguistik tertentu (umum) bukan dalam arti sebenarnya.Â
Sedangkan menurut Pateda, (2010: 108) bahwa makna kiasan dalah pemakaian kata yang maknanya tidak sebenarnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa makna kias adalah pemakaian kata dan kalimat yang maknanya tidak sebenarnya.Â
Makna kias bahasanya tidak menggunakan bahasa pada umumnya atau merupakan cara lain untuk mengatakan suatu yang lain dari cara yang biasanya atau dalam hal ini bahasa yang digunakan. Dengan kata lain, bahasa kiasan adalah bahasa yang mengekspresi sebuah makna secara tidak langsung.
METODE PENELITIAN