Berdasarkan kutipan (a) di atas digambarkan secara jelas bahwa Putu Larasati dalam Novel Kembali ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio dengan penuh tanggung jawab mewakili keluarganya untuk mempertahankan hak-hak orang tuanya yang dipaksa untuk membayar pajak oleh kaki tangan Belanda. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
“Saya harus menagih pajak yang selama bertahun-tahun tidak dikenakan atas sawah dan rumah orang tuamu!” kata Kepala Desa. Pajak? Pajak apa?
“Hmm, jadi itu perintahnya, ya!” kata Putu Larasati. “Bagaimana kalau aku tidak mau membayarnya? Engkau akan menangkapku?” (hal. 165).
Berdasarkan kutipan (b) di atas digambarkan secara jelas bahwa Putu Larasati dalam Novel Kembali ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio dengan penuh tanggung jawab tetap tegas dan memperjuangkan hak orang tuanya.
(c)“Keluargaku tidak pernah menunggak pajak! Suruh Mayor Hoffman sendiri yang datang ke sini!” Putu Larasati memang berhasil berdiri, tetapi tubuhnya tergoyang-goyang hendak runtuh. Darah yang keluar dari lukanya masih terus mengalir. “Aku protes pada perlakuan yang tidak adil ini. Aku protes …” Suara Putu Larasati berubah serak.
Berdasarkan kutipan (c) di atas digambarkan secara jelas bahwa Putu Larasati dalam Novel Kembali ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio dengan penuh tanggung jawab tetap tegas dan memperjuangkan hak orang tuanya walaupun darah mengalir melumuri bajunya, ia tetap berusaha, dan penuh tanggung jawab mempertahankan bahwa orang tuanya tidak pernah menunggak pajak pada Belanda.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data kajian nilai filosofis dan nilai pendidikan karakter dalam Novel Kembali ke Desa Karya Tri Budhi Sastrio ditunjukkan melalui perkataan, tindakan, dan percakapan antartokoh Putu Larasati dan Mayor Hoffman tentang kajian nilai filosofis hidup bahwa tokoh Putu Larasati ingin kembali ke Desa tak ingin hidup di Tangsi bersama Mayor Hoffman,
kesetiaan dan keteguhan suatu komitmen bahwa tokoh Putu Larasati tetap setia dan teguh pada suaminya yang telah meninggal Kapten Robert van Eyk, dan rendah hati bahwa tokoh Putu Larasati sebagai gadis pribumi tetap rendah hati dan santun pada Mayor Dan nilai pendidikan karakter nilai pendidikan karakter kreatif bahwa tokoh Putu Larasati terus belajar menghafal dan menggunakan bahasa Belanda bersama suaminya Kapten Robert van Eyk.
Nilai pendidikan karakter gemar membaca bahwa tokoh Putu Larasati selain menulis cerpen, Putu Larasati juga gemar membaca terutama membaca kembali karya-karya yang diciptakan sendiri. Dan pendidikan karakter tanggung jawab bahwa tokoh Putu Larasati penuh tanggung jawab mewakili keluarganya untuk mempertahankan hak-hak orang tuanya yang dipaksa untuk membayar pajak oleh kaki tangan Belanda.
DAFTAR PUSTAKA